via pohonrindang.com
Fenomena bahwa pohon sengon telah menjadi primdona baru di dunia perkayuan bukan lagi hal baru. Hal ini ditandai dengan banyaknya lahan yang dulunya pekarangan atau sawah telah beralih fungsi menjadi lahan tanam pohon sengon.
Pohon sengon banyak dibudidayakan karena pohon ini merupakan bahan baku kayu yang nilai jualnya rendah. Justru karena harga jualnya yang rendah itulah kayu ini banyak diminati untuk bahan bangunan non konstruksi atau furniture berkualitas menengah ke bawah.
Kenapa pohon sengon banyak peminatnya? Pertama, banyak keperluan (utamanya bangunan) yang menggunakan bahan kayu untuk sesuatu yang tidak permanen (hanya sementara), misalnya cetakan beton, penyangga cor atap, pagar konstruksi, dsb; kontraktor cenderung memilih kayu yang berkualitas rendah agar tidak sayang kalau kayu itu rusak (karena nantinya tidak akan dipakai lagi).
Kedua, untuk keperlun mebel, di Indonesia banyak masyarakat ekonomi menengah memilih furniture dengan harga murah dan kayu murah untuk industry mebel semacam ini salah satunya adalah kayu sengon.
Atas dasar permintaan tinggi atas keberadaan sengon di pasaran, pohon ini mulai secara luas dibudidayakan. Banyak pendatang baru di dunia perkayuan yang mencoba mengubah nasib dengan menanam sengon karena semurah-murahnya sengon, menanam pohon sengon selalu menguntungkan dan pohon ini bisa dipanen dalam waktu singkat (umumnya 5 tahun).
Jika kamu berminat untuk mencoba berbisnis dengan menanam sengon, beberapa informasi seputaran sengon yang akan dibahas di bawah ini barangkali akan berguna untuk menambah refrensi terkait budidaya sengon dan peluang usaha dari budidaya sengon. Kita mulai dari perkenalan kita dengan pohon sengon terlebih dahulu.
via baliplantation.blogspot.com
Ada yang tahu apa itu pohon sengon? Barangkali banyak orang yang tidak asing dengan kayu sengon, akan tetapi mungkin tidak banyak juga yang pernah melihat bentuk dari pohon sengon.
Pohon sengon (Albizia Chinensis) atau disebut juga dengan pohon albasia mula-mula adalah tanaman liar yang tumbuh di hutan. Pohon ini tumbuh baik di daerah India, Cina Selatan, dan Asia Tenggara (khususnya Indonesia).
Dari hutan tersebut, berdasarkan manfaatnya yang efektif untuk bahan bangunan non-konstruksi, pada akhirnya diboyong ke pemukiaman dan dibudidayakan di perkebunan atau lahan di pedesaan. Saat ini banyak orang yang mengisi kekosongan lahan mereka dengan tanaman sengon.
Bagi kamu yang penasaran dengan bentuknya, cobalah untuk jalan-jalan keliling desa. Jika kamu menemukan ada lahan yang berisi sekumpulan pohon yang ditanam dengan rapi, pohonnya tinggi dan dari jauh tampak batang pohonnya terlihat agak-agak putih, itulah pohon sengon.
Ciri-ciri umum pohon sengon adalah tanaman ini tergolong tanaman yang tinggi dan memiliki sedikit dahan kecuali di bagian atas/pucuk tanaman.
Pohon ini memiliki batang ramping, lurus, menjulang ke atas dan berwarna abu-abu gelap (dari jauh tampak lebih putih jika dibandingkan dengan pohon yang lain). Pohon ini jarang memiliki cabang besar; hampir semua cabang merupakan cabang kecil yang mendominasi pucuk tanaman.
Dari cabang-cabang kecil tersebut, masing-masing dipenuhi oleh daun-daun majemuk ganda (satu tangkai daun berisi tangkai-tangkai daun kecil (seperti daun turi, petai cina, dan sejenisnya) dan masing-masing tangkai daun kecil ini berderet beberapa daun yang sangat kecil di kanan dan kiri).
Itu sebabnya pohon sengon juga dikatakan sebagai pohon pecinta matahari lantaran pohon ini ramping, tinggi, dan hampir semua daunnya berada di atas. Dari hal itulah barangkali pohon sengon di sebut juga sebagai pohon peneduh.
via pokoksengonmalaysia.com
Pohon sengon dapat tumbuh dengan baik bahkan di lahan yang minim unsur hara, namun secara alami, pohon ini tumbuh di daerah dekat sungai, hingga di padang rumput dan pegunungan dengan ketinggian hingga 1800 meter dari permukaan laut. Itu sebabnya pohon sengon tergolong sebagai tanaman yang sangat mudah hidup.
Selain itu, pohon sengon juga sangat cepat besar. Pohon sengon yang telah berusia lima tahun saja sudah bisa di tebang lho untuk kepentingan industri kayu.
Di Jawa, khususnya, sudah banyak orang yang mencoba berinvestasi pohon sengon. Sewaktu aku melakukan perjalanan dari Kertosono ke Tulungagung dengan kereta api, di sepanjang perjalanan aku sering melihat sepetak atau beberapa petak lahan yang ditanami pohon sengon. Dulunya lahan tersebut merupakan sawah.
Hal ini menandakan bahwa setidak-tidaknya pohon ini membawa harapan akan kesejahteraan; banyak orang yang berharap bahwa dengan menanam sengon, nantinya mereka akan mendapatkan keuntungan yang lebih baik dibandingan dengan menanam pohon lain.
Karena pohon ini sangat mudah hidup, dengan demikian, saat inipun kamu akan sangat mudah untuk mencarinya; di semua wilayah boleh dikatakan ada. Bibit sengon juga sangat banyak yang menjual, mulai dari penjual tanaman di kotamu hingga penjual online.
Atau jika kamu punya waktu dan punya kenalan yang telah terlebih dahulu menanam sengon, kunjungilah lahannya, lihatlah kebawah.
Jika kamu menemukan kulit biji seperti kacang polong, itu merupakan kulit biji sengon. Sementara biji sengon itu sendiri berbentuk seperti kwaci dengan warna coklat. Biji tersebut bisa dijadikan benih sengon.
via home.isr.umich.edu
Kayu sengon memiliki ciri-ciri ringan, tidak terlalu keras, dan memiliki serat kasar yang searah sehingga kayu ini sangat mudah dipotong dan dikerjakan untuk membuat kerangka bangunan atau perabotan rumah tangga. Industri film dan pertunjukanpun selalu mengandalkan kayu sengon untuk membuat konstruksi setting non permanen.
Kayu sengon termasuk kayu yang sangat mudah kering sehingga setelah pohon sengon ditebang, pengolahan dari pohon tersebut tergolong mudah.
Meski demikian, kayu sengon yang kering juga sangat mudah basah alias menyerap air lebih cepat dibandingkan kayu lain yang berserat padat dan lebih halus sehingga tempat terbaik untuk menyimpan kayu ini adalah tempat yang terbebas dari hujan.
Menyimpan kayu sengon sebaiknya juga dengan posisi tertidur. Jika sengon disimpan dalam posisi berdiri apalagi agak miring, maka kayu ini akan bengkok.
Meskipun kayu sengon dikatakan sebagai kayu yang tidak terlalu awet, akan tetapi jika kayu ini diolah dengan perlakuan khusus akan menghasilkan kayu yang awet sehingga kayu ini baik juga digunakan untuk bahan mebel.
Namun industri besar seringkali menggunakan kayu sengon sebagai bahan peti kemas, palet, batang korek api, dan bahan kertas.
via jualbelikayu.wordpress.com
Jika dibandingkan dengan kayu lain seperti kayu akasia, trembesi, meranti, kelapa, atau jati, misalnya, kayu sengon jauh lebih murah harganya. Harga kayu sengon bisa dibilang sedikit lebih tinggi dari kayu jabon dan pule yang memiliki karakteristik mirip dengan sengon.
Untuk harga jual kayu sengon olahan pabrik, biasanya kayu sengon ini dijual dengan ukuran panjang standard, yakni 105 cm dan 205 cm (atau mudahnya demikian; I meter dan 2 meter karena 5 cm nya adalah pelebihan panjang kayu).
Kayu sengon dengan ukuran panjang 105 cm dibagi menjadi 2, yakni yang berdiameter 19-24 cm (harga berkisar antara 900.000-1.000.000 rupiah) dan yang berdiameter 25 cm ke atas (harga berkisar antara 1.100.000-1.300.000).
Sementara, untuk kayu sengon yang berukuran panjang 205 cm dibagi lagi menjadi empat jenis, yakni sengon dengan diameter 25-29 cm (kisaran harga mulai dari 1.200.000 rupiah), sengon dengan diameter 30-39 cm (kisaran harga mulai dari 1.300.000 rupiah), sengon dengan diameter 40-49 cm (kisaran harga mulai dari 1.400.000 rupiah) dan terkhir sengon dengan diameter lebih dari 50 cm dihargai dengan harga mulai dari 1.500.000 rupiah.
Namun untuk harga kayu sengon hasil panen, biasanya harga jualnya tak tentu kecuali untuk petani sengon yang memiliki lahan luas dan telah berelasi dengan pabrik tertentu.
Jika tidak, atau dengan kata lain sengon hasil panen tersebut dibeli oleh industry pemotongan kayu kecil, biasanya harga sengon tersebut negosiasi dengan patokan harga umum dengan ukuran panjang dan diameter kayu.
Terkadang, ada juga pembeli yang membeli secara borongan dengan memukul rata harga kayu, misalnya 1 juta rupiah per pohon untuk pohon usia 4-5 tahun.
via pokoksengonmalaysia.com
Dari banyaknya permintaan pasar atas kayu sengon, saat ini banyak sekali orang yang mencoba bernvestasi dengan sengon dengan berbagai macam cara, yakni secara mandiri atau dengan kerjasama (misalnya pemodal dengan pemilik tanah).
Namun ada juga yang menganggap bahwa investasi sengon ini merupakan akal-akalan pengusaha tertentu. Dari berbagai macam fenomena tersebut, kita harus jeli dan mencoba dahulu untuk berfikir jernih mengenai kebutuhan kayu di masa depan.
Investasi bisa diartikan sebagai menanam atau menggandakan uang/kekayaan (dengan cara kerja lho ya, bukan sulap bukan dukun) dalam jangka waktu tertentu.
Menanam sengon dianggap sebagai investasi karena asumsinya adalah modal awal penanaman sengon ini akan kembali beberapa kali lipat dalam jangka waktu tertentu (biasanya 5-6 tahun dan hingga 15 tahun berikutnya).
Budidya sengon menjadi pilihan dikarenakan pohon sengon pada dasarnya sangat mudah tumbuh dan tidak membutuhkan perawatan khusus/sulit.
Ibaratnya, pohon ini dibiarkan saja tumbuh liar toh tetap akan besar dan tinggi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa budidaya sengon hanya membutuhkan modal di awal untuk pembelian bibit, pengolahan lahan, dan upah tenaga kerja, selebihnya pohon sengon dibiarkan saja hingga usia panen.
Harga sengon tahun ini dengan lima tahun mendatang tentu saja akan berselisih jauh. Sampai sejauh ini, harga kayu pada umumnya selalu naik seiring dengan jumlah manusia dan jumlah pembangunan yang semakin banyak pula. Dengan demikian, budidya sengon ini layak untuk dijadikan investasi atau tabungan jangka panjang.
via beritadaerah.co.id
Bisnis kayu sengon saat ini terus berjalan mulus dikarenakan permintaan pasar akan kayu sengon terus meningkat dan terus diikuti oleh peningkatan harga kayu sengon dari waktu ke waktu.
Bisnis ini setidaknya mencangkup tiga jenis, yakni penanaman, pengolahan, dan pemasaran.
Dari ketiga jenis usaha tersebut, biasanya dilakukan oleh orang yang berbeda; produsen bahan mentah (petani sengon), produsen bahan olahan(pabrik kayu), distributor (penjual kayu/toko kayu), produsen barang jadi (pengrajin kayu sengon), distributor barang jadi (penjual mebel, peti kayu, souvenir, dan barang-barang yang berbahan baku kayu lainnya).
Dari berbagai jenis bisnis sengon, boleh dibilang yang paling santai dilakukan adalah budidaya sengon; santai sekaligus paling lama. Dibilang santai karena bertani sengon sangat lain dengan petani padi atau singkong. Menanam sengon hanya perlu kerja keras di awal dan selebihnya tinggal menunggu waktu panen saja.
Oleh karena itulah, budidaya sengon mampu menarik perhatian para petani untuk mencoba menabung dengan tanaman penghasil kayu ini. Jika dibandingkan dengan budidaya kayu lainnya, menanam sengon jauh lebih mudah dan singkat waktunya.
Lantas bagaimana dengan keuntungan dari budidaya sengon? Jika diteliti lebih jauh, sebenarnya petani sengonlah yang mendapat untung paling besar jika dibandingkan dengan pabrik kayu atau produsen kayu. Kenapa demikian?
Industri kayu sengon tentu juga mengeluarkan modal yang besar untuk membeli kayu sengon, membeli mesin pengolah kayu, membayar tenaga kerja, membayar biaya produksi, membayar biaya perawatan alat, dan lain sebagainya.
Untung bersih dari sebatang kayu yang telah diolah tentu sangat jauh jika dibandingkan dengan keuntungan petani atas sebatang kayu yang telah terjual.
Demikian pula dengan para distributor atau pengrajin kayu yang harus keluar modal besar untuk kulakan, tenaga, ketrampilan, dan lain sebagainya. Satu-satunya kelemahan para petani sengon adalah mereka harus menunggu untuk panen, sementara yang lain bisa berproduksi setiap hari.
Jika dilihat dari minat dan kebutuhan masyarakat atas kayu sengon (baik bahan baku maupun barang olahan), kedepannya, bisnis sengon akan senantiasa berkibar, terus melaju dan menyelip-menyelinap diantara bisnis kayu mahal lainnya.
via binasatria.co.id
Menanam pohon sengon tidklah sulit sebagaimana telah dijelaskan di awal bahwa pohon ini mampu hidup di daerah tinggi (1800 m.dpl) ataupun rendah seperti di daerah pesisir sungai. Pohon ini juga bisa bertahan hidup di tanah yang miskin dengan unsur hara sehingga pada dasarnya, pohon ini tidak membutuhkan perawatan khusus.
Namun sebagai investasi bisnis, baiknya menanam sengon ini diikuti juga dengan beberapa perlakuan khusus agar pohon sengon tumbuh dengan baik dan cepat panen.
Ada beberapa tahap dalam menanam sengon. Sebagaimana menanam pohon pada umumnya, tahap-tahap ini meliputi pembibitan, persiapan media pembesaran lanjutan, penanaman, perawatan, pemanenan, perawatan pasca panen.
Pembibitan pohon sengon biasanya dilakukan secara generative dengan menyemai biji sengon. Biji ini bisa didapatkan dari pohon sengon (menunggu biji jatuh dan biasanya terdapat disekitar pohon) atau membeli kepada penjual benih yang terpercaya.
Per ons biji sengon biasanya berisi antara 2200-2400 butir. Biji yang bagus dan bermutu memiliki presentase hidup hingga 90%.
Biji sengon ini berbentuk seperti kwaci (bentuknya lho ya) sementara ketika biji ini masih berada di pohon, biji ini mirip kacang polong; nantinya akan kering, pecah dan keluar biji berbentuk kwaci yang berwarna coklat mengkilap.
Cara menyemai biji sengon sangat mudah; pertama rendamlah beberapa biji sengon dengan air hangat selama 30 menit atau air panas selama dua menit. Setelah itu tambahkan dengan air dingin dan diamkan selama 10-12 jam.
Di dalam media perendaman tersebut dan selama proses berlangsung, kamu akan mendapati beberapa biji yang mengambang di permukaan air. Biji tersebut tidak bisa ditanam dan sebaiknya dibuang saja.
Biji-biji yang tenggelam di air tersebut kemudian dibasuh lagi dengan air bersih hingga lendirnya hilang, setelah itu pindahkan biji-biji tersebut ke wadah plastik, tutup dengan kain basah dan biarkan selama kurang lebih 36 jam atau hingga biji tersebut telah menjadi kecambah.
Sementara menunggu biji berkecambah, kamu bisa mulai menyiapkan polybag untuk menanam kecambah sengon. Isi polybag dengan media tanam dengan komposisi tanah, pasir, pupuk kandang, sekam bakar (opsional) dengan perbandingan 1:1:1:1.
Setelah biji berkecambah, kamu bisa memindahkan biji-biji tersebut satu per satu ke dalam polybag yang telah disiapkan. Taruh biji tersebut di permukaan media tanam, lalu tutup akar kecambah dengan tanah secukupnya saja.
Ada baiknya untuk sementara waktu menunggu kecambah tersebut mengeluarkan daun, polybag atau media tanam ditempatkan di tempat yang teduh, atau jika tidak polybag tersebut bisa dilapisi bagian atasnya dengan jerami agar kecambah terhindar dari sengatan matahari langsung.
Kamu akan menanam benih sengon ini di dalam polybag untuk sementara waktu hingga benih ini mencapai tinggi sekitar 50 cm dan memiliki lebih dari 6 tangkai daun. Semakin besar maka semakin tinggi pula peluang hidup benih sengon ini untuk di tanam di media pembesaran nantinya.
Karena media tanam yang diisikan dalam polybag sudah terhitung sebagai media yang subur, sebenarnya kamu tidak perlu menambah pupuk apapun lagi untuk menghemat biaya, namun jika kamu ingin tanaman tersebut tumbuh sedikit lebih cepat, kamu bisa menambahkan pupuk organik cair atau pupuk kimia sesuai dosis yang dianjurkan.
Baiknya lahan untuk menanam pohon sengon ini merupakan tanah lapang yang tidak terdapat pohon besar jenis lainnya karena nantinya kamu akan repot sendiri ketika sudah tiba masa panen. Dengan kata lain, baiknya lahan ini khusus ditanami dengan sengon saja.
Kamu tidak perlu mencangkul atau menggemburkan seluruh area lahan. Cukup cangkul dan gemburkan titik-titik tanam saja, yakni lubang yang dibuat dengan jarak 3-4 meter per lubang.
Sedikit tips, baiknya kamu mencangkul dengan kedalaman 1 meter, panjang 1, 5 meter dan lebar 1,5 meter. Lubang ini nantinya akan kamu isi dengan pupuk kandang yang telah berubah menjadi tanah.
Setelah semua lubang telah siap atau telah terisi media tanam, sebaiknya kamu memasang ajir terlebih dahulu untuk menjaga tanaman sengon muda agar tetap tumbuh lurus ke atas atau tidak ambruk. Ajir ini bisa dibuat dengan menggunakan bambu atau kayu yang sekiranya tidak mudah patah atau ambruk.
Setelah semua persiapan tersebut selesai, jangan langsung ditanam lho ya. Tunggu sampai kurang lebih dua minggu dan selama menunggu jangan lupa menyiram lubang media pembesaran tersebut agar tanahnya gembur dan cepat terurai oleh mikroorganisme alami yang ada dalam tanah.
Menanam sengon dalam media pembesaran berarti memindahkan benih yang telah mencapai tinggi sekitar 50 cm dan berdaun lebih dari 6 tangkai yang mula-mula dibesarkan dalam polybag.
Caranya sederhana, gali lubang kecil di media pembesaran seukuran dengan tanah yang ada dalam polybag. Setelah itu, robek polybag dengan hati-hati dan masukkan bibit sengon sekaligus dengan tanahnya agar akar dari bibit tersebut tidak rusak.
Tutup sisa lubang dengan tanah dan terakhir ikatkan batang sengon muda dengan ajir agar batang benih sengon tersebut tidak ambruk jikalau ada hujan badai. Setelah semua lubang media pembesaran terisi bibit, jangan lupa untuk rajin menyiram secara rutin dengan menyesuaikan tingkat kekeringan tanah.
Kapan waktu yang tepat untuk memindah benih sengon ke dalam media pembesaran? Waktu yang paling tepat untuk memindahkan bibit sengon ke lahan pembesaran adalah ketika musim penghujan karena di musim tersebut lahan sengon menyediakan air yang cukup sekaligus kita tidak perlu khawatir jikalau kita tidak sempat menyiram tanaman.
Oleh karena itulah ajir sangat direkomendasikan untuk menjaga benih sengon tetap berada pada posisinya.
Perawatan sengon ini mencangkup penyiraman, pemupukan lanjutan, pembasmian hama, dan menjaga batang sengon yang mulai meninggi tetap pada posisinya (dengan bantuan ajir).
Sebelum pohon sengon berusia delapan bulan, kamu masih harus tetap rajin menyiram tanaman lho karena dikhawatirkan akar tanaman belum terlalu dalam masuk ke tanah dan belum bisa mandiri jika musim kemarau tiba.
Sementara itu, pemupukan lanjutan bisa dilakukan setiap enam bulan sekali dengan menambah pupuk kandang atau pupuk lainnya di sekitar batang tanaman (jika menggunakan pupuk kimia jangan terlalu dekat ya).
Hama pohon sengon tidaklah banyak atau tidak banyak hama pada umumnya berbahaya bagi sengon kecuali beberapa hama seperti boktor, jamur penyebab karat tumor, dan jamur upas.
Hama boktor ini menyerang batang sengon dan menyebabkan batang menjadi rapuh. Pengendalian hama ini bisa dengan menangkap hamanya secara langsung, membasmi telurnya, atau dengan insektisida kimia.
Sementara untuk jamur yang menyerang daun sengon, ada baiknya kita langsung saja memangkas bagian sengon yang terserang daunnya agar tidak menular ke daun yang lain.
Masa panen merupakan masa yang menggembirakan bagi petani sengon. Namun memanen sengon bukan berarti mencabut tanaman sampai ke akarnya. Jangan. Rugi. Memanen sengon sebaiknya dengan cara memotong miring batang bawah sengon dengan menyisakan batang tersebut sepanjang kurang lebih sepulun sentimeter.
Batang sisa ini nantinya akan tumbuh lagi menjadi pohon yang baru sehingga kamu tidak perlu melakukan pembibitan ulang. Terlebih, tunas baru ini lebih cepat tumbuh besar dan memiliki peluang hidup tinggi karena akar tanaman telah memiliki jaringan yang baik di kedalaman tanah.
Setelah pohon sengon ditebang dan disisakan sedikit batang di bagian bawah, ada baiknya potongan tersebut diolesi dahulu dengan zat perangsang daun sebelum nantinya akan dibungkus dengan plastik bening sampai muncul tunas yang baru.
Ada baiknya kamu juga memberikan pupuk kandang tambahan dengan cara membuat lubang lagi di sekitar batang tanaman dengan kedalaman 10-15 cm untuk kemudian diisi dengan pupuk kandang hingga penuh. Lakukan penyiraman seperlunya untuk menjaga kelembaban tanah pada saat tunas-tunas baru tersebut belum meninggi batangnya.
Nantinya kamu akan mendapati lebih dari satu tunas lho. Biarkan dahulu beberapa tunas tersebut tumbuh. Setelah sebulan kemudian kamu bisa mengamati tunas mana yang tumbuh bongsor, nah tunas yang lain boleh dihilangkan agar pohon sengon ini tetap tumbuh dengan satu batang dan optimal sehingga bisa panen tepat waktu.
via panelsfurnitureasia.com
Dari beberapa uraian yang telah dipaparkan ada bagian sebelumnya, kita mendapati wacana bahwa budiday sengon merupakan bisnis yang mudah dan menguntungkan.
Tapi kira-kira seberapa besar ya keuntungan yang bisa kita dapatkan dari budidaya sengon? Pada bagian ini aku akan menjabarkan perkiraan perhitungan pengeluaran dan pendapatan dari budidaya pohon sengon.
Kita mulai dari pembahasan lahan terlebih dahulu ya; jika kita berniat serius untuk budidaya sengon, sebaiknya kita memberanikan diri untuk menanam sengon di lahan yang luas agar hasil yang kita dapatkan juga banyak.
Tetapi bagaimana jika kita tidak memiliki lahan yang luas? Kita bisa menyewa lahan kok untuk budidaya sengon. Ada baiknya lahan sewa ini berada di daerah pedesaan dengan harapan kita angkan mendapatkan harga yang murah untuk menyewa tanah.
Untuk menanam sengon, minimal kita menyewa lahan selama 15 tahun dengan hasil tiga kali panen jika kita memanen sengon setiap lima tahun sekali.
Jika lahan sudah kita dapatkan, maka langkah selanjutnya untuk budidaya pohon sengon akan semakin mudah lho. Katakanlah kita menyewa lahan seluas satu hektar. Lahan tersebut bisa ditanami dengan pohon sengon sebanyak 650-700 pohon (tergantung jarak tanam).
Dengan demikian, kita bisa mulai menghitung perkiraan kebutuhan produksi kita dan prediksi harga sengon ketika kita panen nantinya.
Biaya produksi budidaya pohon sengon:
Angka tersebut merupakan biaya perkiraan yang barangkali tidak akan sama jika diaplikasikan dengan kondisi lapangan di tempatmu terlebih mengenai harga sewa lahan.
Untuk itu, ada baiknya kamu menyewa lahan langsung selama 15 tahun (jangan per tahun karena malah akan beresiko) dengan harga saat ini (karena harga saat ini jelas beda jauh dengan misalnya tiga tahun mendatang).
Jika menggunakan perhitungan di atas, maka modal usaha kita adalah 33.150.000 rupiah atau bisa kita bulatkan saja sekalian menjadi 40 juta rupiah untuk biaya budidaya sengon di lahan seluas satu hektar selama 15 tahun dengan tiga kali panen.
Sementara itu, harga sengon saat ini berkisar mulai dari 1.000.000 per pohon (ini harga borongan lho, sementara ada harga jual yang lebih profesional yakni dengan menghitung volume kayu dan setiap meter kubiknya bisa dihargai mulai dari 750.000 rupiah. Sedangkan satu pohon sengon usia lima tahun bisa mencapai volume kayu lebih dari 5 meter kubik).
Sebaiknya kamu menjual dengan harga profesional jika mau untung lebih banyak, tapi jika mau jual cepat ya dengan menjual per pohon. Satu pohon sengon usia lima tahun ini minimal bisa dihargai satu juta rupiah, sementara untuk lima tahun yang akan datang, tentunya harga sengon jauh lebih tinggi lagi.
Lantas, jika kita berhasil dengan baik selama lima tahun membesarkan sekitar 650 pohon sengon usia 5 tahun dan kita menjualnya dengan harga 1 juta rupiah per pohon, maka kita akan mendapatkan uang sejumlah 650 juta rupiah untuk panen pertama, sementara modal awal kita tak lebih dari 40 juta rupiah dan sudah terlunasi di panen awal tersebut.
Terlebih lagi, kita masih akan memanen 2 kali lagi dan biaya penanaman lanjutan bisa dikatakan tak lebih dari 5 juta rupiah karena kita mengandalkan benih super, yakni akar dan batang sisa pohon sengon yang masih tertanam di tanah.
Berbeda dengan panen pertama, panen ke dua dan ketiga tentunya jauh lebih mahal harga jualnya karena asumsinya jika dihitung dari sekarang, panen ke dua dan ketiga merupakan sengon dengan harga 10 tahun dan 15 tahun mendatang.
Mungkinkah sengon kita bernilai lebih dari satu milyar? Aku yakin mungkin, bagaimana denganmu? Apakah kamu tertarik untuk memulai bisnis ini?! Kanapa tidak!