via ahmadfauziansori.com
Jangan heran kalau dari ternak sapi potong seseorang bisa jadi milyader. Bagaimana tidak, daging sapi tidak pernah sepi pembeli. Selain itu, harganya pun meningkat terus. Sedangkan bakalan dan cara penggemukannya selalu mengalami kemajuan sehingga waktu panen menjadi lebih cepat dengan hasil yang lebih baik.
Bayangkan saja, dari bakalan sapi yang harga belinya antara 7 hingga 12 juta rupiah, dalam waktu 4 hingga 12 bulan bisa diperoleh sapi hasil penggemukan dengan harga jual hingga 30 juta rupiah. Luar biasa, kan?
Kisah sukses peternak sapi memang selalu membuat ngiler. Tapi, jangan dikira mereka selalu memulainya dengan modal besar. Banyak peternak yang memulai dari nol, dengan hanya memiliki satu atau dua ekor bakalan sapi saja. Tetapi, dengan usaha yang gigih, ternak sapi tersebut dapat terus berkembang.
Bantuan pemerintah bagi para peternak sapi juga banyak diberikan. Bantuan ini terutama diperuntukkan bagi kelompok-kelompok tani yang telah terorganisir dan terdaftar. Bantuannya lumayan, lho. Bisa dapat pinjaman modal bahkan bakalan sapi secara gratis.
Ada satu lagi kunci sukses penggemukan sapi. Yaitu keinginan untuk belajar. Jika Anda hendak terjun ke usaha penggemukan sapi, Anda harus siap untuk selalu belajar. Ada berbagai jenis bakalan sapi baru yang jadi unggulan di luar negeri mulai masuk ke Indonesia.
Jenis pakan, vitamin serta konsentrat pun selalu mengalami perkembangan. Anda harus mengetahui semua itu agar penggemukan sapi dapat lebih cepat dan lebih baik hasilnya. Satu lagi, mengenai penanganan penyakit. Berbagai pengetahuan tentang pencegahan dan penanganan penyakit harus dikuasai dengan baik.
via fpattiselanno.wordpress.com
Apakah yang jadi penentu keberhasilan usaha penggemukan sapi? Jika Anda mengatakan bakalan sapi, maka Anda benar. Bakalan sapi menjadi hal pertama serta utama yang seharusnya Anda persiapkan dengan baik. Mengapa demikian? Hal itu dikarenakan bakalan sapi dengan kualitas yang bagus akan dapat menerima setiap asupan makanan dengan baik pula.
Jadi, pertumbuhannya akan sesuai dengan yang Anda harapkan. Tetapi, jika bakalan itu ternyata kurang bagus, maka hasil penggemukannya tentu akan berbeda juga dengan bakalan sapi potong yang kualitasnya bagus.
Jadi, langkah pertama beternak sapi potong yang sukses adalah melakukan seleksi yang benar-benar teliti dalam pemilihan bakalan sapi. Kalau untuk jenis, di Indonesia ini ada banyak jenis sapi yang baik untuk dijadikan bakalan sapi potong.
Misalnya, Sapi Bali, Madura, Brahma, Angus, Brangus, Hereford, Charolais, Ongole, PO, Limousin ataupun Shorthorn. Nah, Anda tinggal pilih saja jenis sapi mana yang sesuai dengan iklim serta lingkungan tempat Anda menggemukkan sapi.
Dalam melakukan pemilihan tersebut, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan, yaitu:
Kalau tujuan ternak sapi adalah penggemukan, maka bakalan yang dipilih biasanya adalah sapi jantan. Bukannya tidak boleh memilih sapi betina, tetapi umumnya sapi betina digunakan untuk indukan ataupun sapi perah. Untuk umur sendiri, disarankan tidak memilih sapi yang terlalu muda, yaitu 1 tahunan.
Sapi muda biasanya makannya banyak sekali, kan masih dalam masa pertumbuhan. Sedangkan sapi yang terlalu tua yaitu diatas 3 tahun, pertumbuhan dagingnya sudah mulai melambat. Jadi, umur bakalan sapi yang paling pas adalah sekitar 2,5 tahun.
Berikutnya, kita akan membahas ciri-ciri bakalan sapi yang baik untuk dijadikan sapi potong. Secara umum, bakalan sapi biasanya masih kurus tetapi sehat serta tidak cacat. Berat minimalnya adalah 200 kilogram. Kemudian yang harus diperhatikan lagi adalah bentuk badannya.
Badan sapi harus silindris dengan rusuk yang cembung, punggung lurus serta rangkanya besar. Perhatikan juga bulunya, karena bulu sapi yang bagus itu pendek dan tidak berminyak. Ciri yang terakhir adalah bentuk muka sapi yang sebaiknya panjang dengan mata berbinar cerah.
Nah, jika Anda memilih bakalan sapi dengan umur dan ciri-ciri di atas, maka langkah awal yang baik untuk beternak sapi potong sudah Anda lakukan. Sapi yang memiliki ciri-ciri tersebut akan mudah untuk digemukkan walaupun ketika pertama kali membelinya kondisi sapi masih dalam keadaan kurus.
Sekarang, anda tinggal merawatnya dengan baik, sehingga 6 bulan berikutnya Anda bisa mendapatkan sapi yang sudah gemuk dan siap untuk dijual.
via kaskus.co.id
Tahukah Anda apa yang dimaksud penggemukan sapi modern? Ya, penggemukan sapi modern merupakan sistem penggemukan sapi yang dilakukan dengan memelihara sapi dalam kandang atau dikenal dengan sistem kereman. Perawatan dan pemberian pakannya tentu saja dilakukan secara intensif, sehingga dalam waktu 6 bulan saja sapi sudah siap untuk dipotong.
Dalam melakukan ternak sapi seperti ini, ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan, agar sapi potong yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Aspek-aspek tersebut adalah:
Sebenarnya, penggemukan sapi dengan sistem modern tetap memanfaatkan hijauan segar sebagai pakan dasar. Hijauan tersebut dapat berupa rumput maupun leguminosa. Anda harus melakukan pemberian pakan hijau ini setiap hari pada waktu sore, dengan jumlah 30 hingga 40 kg untuk tiap ekor sapi.
Tapi tidak hanya itu, sapi juga membutuhkan pakan tambahan yang biasanya berupa konsentrat. Mengapa kita harus memberikan pakan tambahan? Hal ini bertujuan agar sapi lebih cepat gemuk, menambah nafsu makan dan juga sebagai penguat.
Pakan tambahan itu sendiri seharusnya mengandung protein dengan kadar antara 14% hingga 16%. Adapun resep membuat pakan tambahan untuk satu ekor sapi adalah 40 kg bekatul, 0,25 kg garam dan air minum 6 ember. Semuanya dicampur rata, lalu berikan pada sapi setiap pagi.
Andapun dapat memberikan molasse blok sebagai pakan tambahan jika diperlukan. Molasse blok bisa dibuat sendiri dengan mencampurkan biji randu, urea, gaplek, mineral serta dedak. Jumlah pakan tambahan ini paling tidak 1,5% dari bobot tubuh sapi.
Sebelum Anda membuat kandang sapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, kandang sebaiknya berjarak 10 hingga 20 meter dari rumah ataupun sumber air. Jika tidak, terbayang bukan, bagaimana aroma kotoran sapi di rumah Anda. Kedua, kandang ini sebaiknya terbuat dari semen.
Jadi, lantai akan mudah dibersihkan serta tidak becek maupun kotor. Berikutnya adalah masalah kotoran. Setiap peternak harus memiliki tempat penampungan kotoran sapi yang letaknya terpisah dari kandang. Nanti, kandang dan penampungan kotoran ini bisa dihubungkan dengan parit.
Untuk setiap ekor sapi, diperlukan luasan kandang 125 cm x 2 m. Kandang harus dibuat dengan bahan yang bersifat kokoh serta tidak mudah untuk rubuh. Mengapa? Karena sapinya sapi jantan semua, tentu tenaganya sangat besar.
Sirkulasi udara juga menjadi hal yang sangat perlu mendapat perhatian. Kandang yang sirkulasi udaranya buruk atau pencahayaannya kurang akan menjadi sarang penyakit. Karenanya, buatlah kandang dengan dinding yang tidak menutupi semua bagian kandang. Atap juga jangan terlalu pendek, agar suhu kandang tidak terlalu panas.
Semua peternak pasti takut jika hewan peliharaannya terkena penyakit. Begitu juga dengan Anda tentunya. Karena itu, pencegahan terhadap timbulnya penyakit pada sapi potong harus dilakukan. Caranya tentu saja dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang harus segera dibersihkan setelah sapi mengeluarkan kotoran.
Jika tidak, lalat pembawa penyakit bisa berdatangan. Pemberian vaksin juga harus dilakukan pada sapi bakalan. Penyakit-penyakit yang sering menyerang sapi diantaranya adalah TBC, antraks, ingusan, pilek, tetanus, ramadewa, penyakit ngorok bahkan penyakit pada kuku dan mulut.
Apakah pemberian pakan dan pencegahan penyakit sudah cukup dalam perawatan sapi potong? Ternyata tidak. Andapun harus memandikan ternak sapi. Dengan mandi, sapi akan menjadi segar, tidak beringasan dan terlihat bersih. Calon pembeli tentu akan lebih mudah tertarik.
Tetapi tidak hanya itu, dengan memandikan sapi, ternyata dapat menghilangkan bibit penyakit ataupun kutu yang mungkin saja menempel pada tubuh sapi. Jadi, siapapun akan lebih sehat. Tapi jangan lupa, setelah mandi sapi juga harus dijemur hingga kering.
via highlandstoday.com
Masih ingat jenis-jenis sapi unggul yang banyak diternakkan sebagai sapi potong? Ya, salah satunya adalah sapi brahman. Dari namanya saja kita sudah tau kalau sapi ini asalnya dari India. Nenek moyangnya adalah sapi zebu yang ukurannya tidak begitu besar.
Tetapi berkat berbagai teknologi pengembangan sapi, maka lahirlah sapi brahman yang besarnya bisa mencapai hingga 1 ton. Coba bandingkan dengan sapi lokal yang hanya mampu memiliki berat maksimal 500 kg. Luar biasa kan sapi brahman ini?
Tetapi, keunggulan sapi brahman tidak hanya pada ukurannya. Sapi ini juga memiliki daya tahan tubuh yang tinggi bahkan jika dibandingkan dengan sapi lokal. Padahal, biasanya sapi impor daya tahannya dibawah sapi lokal. Selain itu, pertambahan berat badannya sangat bagus dan relatif cepat.
Sapi brahman juga tahan terhadap penyakit caplak yang dapat mengganggu pertumbuhan sapi. Karena berbagai kelebihannya itu, brahman menjadi salah satu sapi potong terbaik di dunia. Pengembangan terus dilakukan hingga muncullah turunan-turunan baru sapi brahman, yaitu:
Saking luar biasanya sapi brahman, maka Amerika menjadikan sapi ini indukan untuk disilangkan dengan sapi-sapi lokal disana. Hasilnya adalah sapi brahman Amerika yang juga sangat unggul dan menjadi favorit banyak peternak di seluruh dunia, bahkan di Indonesia.
Eropa dan Australia menjadi negara yang paling banyak mengimpor sapi brahman Amerika. Jenis sapi ini dapat melanglang buana karena kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai macam cuaca. Kualitas daging dan daya tahan tubuh masih menjadi keunggulan utama sapi yang bisa mencapai berat 1,1 ton ini.
Ternyata, perjalanan sapi brahman Amerika ke Australia memberikan berkah tersendiri. Persilangannya dengan Sapi Shortthorn dan Hereford yang asli Australia telah melahirkan jenis sapi baru yaitu Sapi BX atau disebut juga Brahman Cross.
Hasil persilangan ini ternyata cukup menggembirakan. Sapi yang dilahirkan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap berbagai penyakit seperti caplak dan kutu. Selain itu, sapi menjadi tahan terhadap panas maupun kekeringan yang biasanya dialami di daerah-daerah tropis serta subtropis. Produktivitas Sapi BX juga sangat memuaskan.
Satu lagi turunan sapi brahman yang layak dipertimbangkan untuk diternakkan. Yaitu sapi brangus. Sapi Betina Brahman yang dikawinkan dengan pejantan Aberden Angus, adalah induk dari sapi brangus. Jika Anda ingin mengetahui ciri-ciri sapi brangus, maka warna hitam dan tanduk berukuran kecil adalah ciri-cirinya.
Sapi ini memiliki tubuh yang besar serta kompak. Pertumbuhannya pun cepat, serta dapat mencapai lebih dari 900 kg. Walaupun berasal dari Amerika, tetapi Anda jangan khawatir karena sapi yang pakannya sederhana ini tahan terhadap iklim tropis.
Sapi Brahman dan turunan-turunannya memang menjadi favorit untuk dibudidayakan diberbagai negara. Bagaimana tidak, dari bakalan sapi yang harganya hanya 10 juta rupiah, bisa diperoleh sapi potong yang memiliki harga hingga mencapai 40 juta rupiah.
Keuntungan besar tentu bisa Anda peroleh dari penggemukan sapi brahman. Apalagi sapi ini tahan berbagai penyakit yang menyebabkan resiko kegagalannya pun semakin kecil. Untuk menggemukkan sapi brahman, Anda membutuhkan waktu sekitar 12 bulan. Tapi jika ingin beratnya lebih besar, penggemukan bisa dilanjutkan hingga maksimal 2 tahun.
via doraleegenetics.com
Ada satu lagi jenis sapi yang populer di kalangan para peternak. Yaitu sapi simental atau sapi metal. Jika membandingkan dengan jenis sapi lokal, maka Anda akan menemukan berbagai kelebihan sapi simental. Salah satunya adalah berat badan yang bisa mencapai 1150 kg untuk sapi jantan dan 800 kg untuk sapi betina.
Tidak hanya itu, waktu pemeliharaannya yang relatif singkat juga sangat menggoda. Bayangkan saja, hanya dalam waktu 6 hingga 12 bulan, Anda sudah bisa menikmati hasil dari penggemukan sapi ini.
Walaupun sebagian orang menyamakan sapi simental dengan sapi limousin, tetapi kedua sapi ini jelas-jelas berbeda. sapi simental berasal dari Swiss sedangkan sapi limousin dari Perancis. Untuk ciri-cirinya, sapi simental memiliki bulu yang berwarna coklat kemerahan. Pada bagian muka, lutut ke bawah dan ujung ekor, warnanya putih.
Cara ternak sapi simental sebenarnya tidak beda jauh dengan sapi lainnya. Tapi ada beberapa hal yang memerlukan penanganan khusus agar hasil yang diperoleh bisa maksimal.
Apa saja hal-hal tersebut? Ini dia:
Jika Anda memiliki satu ekor sapi simental, maka Anda harus menyiapkan pakan pokoknya sebanyak 35 hingga 47 kg perhari. Lumayan banyak, kan? Pakan pokok ini dapat berupa hijauan rumput, limbah pertanian, kacang-kacangan, dedak padi ataupun konsentrat onggok.
Sedangkan untuk pakan tambahannya yang berupa vitamin, urea atau mineral, jumlah yang harus dikonsumsi oleh masing-masing sapi adalah 30 sampai dengan 50 gr perharinya. Tetapi jumlah pakan pokok ataupun pakan tambahan ini tentu saja harus disesuaikan dengan berat badan sapi.
Agar penggemukan sapi simental Anda sukses, maka harus disiapkan kandang yang sesuai. Buatlah kandang dari kayu atau dari bambu, dengan lantai semen. Bahan untuk membuat atap pun perlu dipertimbangkan baik-baik dalam pemilihannya, sehingga dapat membantu mengurangi suhu panas di dalam kandang.
O iya, saluran udara serta drainase yang ada di dalam kandang maupun di luar harus baik. Untuk ukuran, 1,5x2 m merupakan ukuran kandang 1 ekor betina dewasa dan 1,8x2 m merupakan ukuran kandang 1 ekor jantan dewasa.
Bencana terbesar bagi seorang peternak adalah sapi yang sakit. Apalagi jika penyakit yang diderita tersebut adalah penyakit menular. Wah, pasti pusing tujuh keliling tuh. Karena itu, dalam perawatan sapi simental perlu dilakukan vaksinasi secara rutin.
Jangan lupa juga melakukan pengecekan kesehatan secara berkala untuk mencegah mewabahnya berbagai penyakit. Jika ditemukan ada sapi yang terjangkit penyakit, sebaiknya dilakukan pemisahan dari sapi-sapi lainnya. Jangan ada kontak langsung agar penyakit tidak menular. Setelah itu, obati sapi dengan benar dan tuntas.
Dengan perawatan yang baik, sapi simental yang Anda miliki akan tumbuh dan gemuk dengan cepat. Selain sebagai sapi pedaging, jenis sapi ini juga dimanfaatkan untuk diambil susunya.
Memang, kebutuhan masyarakat akan susu dan daging sapi sangatlah tinggi. Karena itu, ternak sapi simental yang memiliki produktifitas tinggi tentu akan sangat menguntungkan.
via pinterest.com
Setelah mengetahui berbagai jenis sapi potong unggulan dan cara penggemukannya, sekarang pertanyaannya berapa modal yang dibutuhkan untuk melakukan usaha ini? Atau berapa pendapatan yang bisa diterima dari penggemukan sapi potong?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita cermati analisa usaha penggemukan sapi potong yang akan dijelaskan dibawah ini. Analisa tersebut merupakan perhitungan dari penggemukan 100 ekor sapi yang dilakukan selama 356 hari atau kurang lebih 12 bulan. Pertambahan bobot yang digunakan adalah pertambahan bobot terendah, yaitu 0,5 kg/hari.
Biaya pertama yang akan kita hitung adalah biaya investasi. Biaya ini meliputi biaya pembuatan kandang Rp. 95.000.000, pembuatan sumur bor dan water thorn Rp. 5.500.000 dan pembelian peralatan kandang Rp. 9.000.000. Ada juga biaya pemecah rumput Rp. 12.000.000 dan pembelian timbangan 500 kg Rp. 1.800.000.
Jika menggunakan lahan sewa, maka biaya sewa lahan pertahun untuk kandang dan penanaman rumput gajah seluas 1 ha adalah Rp. 7.000.000. Jika dijumlah, total Biaya investasinya menjadi Rp. 120.300.000 dengan penyusutan pertahun Rp. 31.660.000.
Selanjutnya kita akan menghitung biaya produksi. Biaya ini meliputi pembelian 100 ekor anakan sapi, Rp. 1.100.000.000, pembelian konsentrat, vitamin dan mineral Rp. 118.600.000 dan pembelian dedak campuran Rp. 22.812.500. Hijauan kering juga harus kita beli dengan biaya Rp. 36.500.000.
Biaya terakhir adalah upah 2 orang tenaga kerja sebesar Rp. 24.000.000. Jika ditotal, maka keseluruhan biaya produksi mencapai Rp. 1.275.412.500. Jika dilihat dari angkanya, sepertinya sangat besar. Tapi kita harus ingat, biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan selama 12 bulan.
Jika perhitungan biaya di atas membuat kepala sedikit pusing, maka perhitungan berikutnya akan membuat Anda tersenyum lebar. Tentu saja, karena kita akan menghitung pendapatan dan keuntungan dari hasil penggemukan sapi.
Nah, dari 100 ekor sapi, kita asumsikan tingkat keberhasilannya 97%. Karena itu hasil penjualan sapi yang diperkirakan per ekornya Rp. 20.125.000 adalah 1.952.125.000.
Tidak hanya dari daging sapi, kita pun bisa mendapatkan penghasilan dari hasil penjualan pupuk kandang yang selama setahun bisa mencapai Rp. 45.000.000. Jadi, total pendapatannya adalah Rp. 1.997.125.000.
Bagaimana dengan keuntungannya? Perhitungan keuntungan dilakukan dengan menggunakan rumus pendapatan dikurangi biaya produksi dan dikurangi lagi dengan penyusutan. Sehingga setelah dihitung pendapatan bersih yang akan kita peroleh adalah Rp. 653.552.500 pertahun atau Rp. 54.462.000 tiap bulannya.
Bukan angka yang sedikit, lho. Keuntungan sebesar itu bisa diperoleh jika kita merawat sapi dengan baik dan serius. Berbagai ilmu penggemukan sapi harus diterapkan dengan penuh disiplin. Hanya dengan cara itu, menjadi milyader lewat ternak sapi bukan lagi isapan jempol.