via chilefoundry.com
Berbicara mengenai cara menanam cabe, tentu akan sangat menarik. Bagaimana tidak, cabe menjadi salah satu hasil pertanian yang nilai ekonomisnya tinggi. Setiap hari cabe dibutuhkan untuk memasak di dapur maupun untuk berbagai produk industri.
Melihat peluang yang ada, sepertinya bertanam cabe cukup menggiurkan, ya? Tapi bertanam cabe ternyata tidak mudah. Resiko kegagalannya juga cukup besar.
Eit, jangan takut! Dengan semakin berkembangnya ilmu pertanian serta pengalaman para petani selama bertahun-tahun, resiko kegagalan budidaya cabe bisa ditekan.
Jadi, siap untuk memulai bagaimana cara menanam cabe dengan resiko kegagalan rendah? Check this out!
via southdevonchillifarm.co.uk
Baiklah, kita akan membahas cara menanam cabe yang baik dan memiliki resiko kegagalan yang rendah dengan terlebih dahulu mengenali jenis-jenis cabe. Hal ini sangat penting agar kita dapat memilih dengan baik jenis cabe yang akan ditanam. Tentu saja kondisi lahan dan permintaan pasarlah yang akan sangat menentukan pemilihan tersebut.
Disini kita akan membahas 3 dari 12 jenis cabe yang telah dikenali. Ketiga jenis ini memang paling banyak dibudidayakan. Apa saja itu? Ini dia:
via beritadaerah.co.id
Ternyata cabe rawit yang rasanya pedas itu masih terbagi lagi menjadi cabe jemprit, cabe ceplik dan cabe putih atau cengek. Cabe jemprit rasanya sangat pedas, dengan bentuk yang kecil, pendek bahkan ada yang bulat.
Untuk cabe ceplik, buahnya lebih besar dan gemuk dari cabe jemprit. Tetapi rasanya tidak sepedas cabe jemprit. Sedangkan cabe putih buahnya langsing dan panjang, paling panjang diantara ketiga jenis cabe rawit. Ketika masak warnanya merah muda, tidak semerah cabe jemprit maupun ceplik.
via pinterest.com
Dipasar, kita akan menemukan cabe merah besar dan cabe keriting. Kedua jenis cabe itu memang termasuk jenis cabe merah. Untuk cabe merah besar, bentuknya panjang, bulat dengan ujung yang cenderung tumpul. Rasanya tidak terlalu pedas, bahkan sedikit manisnya. Masyarakat Jawa banyak menggunakan cabe ini untuk masakannya.
Kita lihat cabe merah keriting. Cabe ini bentuknya memanjang, ikal bahkan keriting dengan ujung yang runcing. Rasanya lebih pedas dengan jumlah biji yang lebih banyak. Sumatra menjadi wilayah pemasaran utama cabe ini.
via hasnainindustries.com
Banyak orang menyebut paprika dengan cabe lonceng. Bentuk paprika memang bulat seperti lonceng. Cabe ini tidak pedas, bahkan agak manis. Kulit serta daging buahnya tebal dengan jumlah biji yang sedikit. Paprika sebenarnya belum begitu banyak dikonsumsi di Indonesia.
Bibit yang mahal serta pemeliharaan yang sulit membuatnya masih jarang dipasarkan. Kalaupun ada, harganya masih sangat mahal. Tetapi jika diperhatikan lebih jauh, terlihat peluang besar dari budidaya paprika ini.
Nah, itu dia tiga jenis cabe yang banyak dibudidayakan untuk dikonsumsi. Sebenarnya ada satu jenis cabe lagi yang banyak dibudidayakan, tetapi tujuannya bukan untuk konsumsi.
Ya, cabe hias. Cabe ini sebenarnya juga bisa dimakan. Tetapi, masyarakat tidak terbiasa memakannya dan hanya menanamnya sebagai hiasan. Walaupun begitu, permintaan cabe hias ini cukup lumayan.
via plants-uk.co.uk
Cara menanam cabe merah dan jenis-jenis lainnya seperti mudah. Tinggal menaburkan biji yang sudah tua, cabe bisa langsung tumbuh. Bahkan sudah pasti berbuah. Tapi, sebagai petani kita tentu mengharapkan produktifitas yang tinggi.
Jika hasil panen lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan, itu artinya kita gagal melakukan budidaya cabe. Nah, untuk meminimalisir kegagalan tersebut, sebaiknya kita menanam cabe sesuai dengan syarat-syarat tumbuhnya. Dengan begitu, cabe akan tumbuh dan berbuah dengan maksimal.
Syarat tumbuh tersebut adalah:
Tanaman cabai dapat tumbuh subur di Indonesia karena tanaman ini memang memerlukan banyak sinar matahari. Indonesia yang terkena sinar matahari sepanjang tahun akan membuat cabe tumbuh subur dan berbuah lebat. Apalagi saat persemaian serta awal pertumbuhannya, jangan sampai cahaya mataharinya kurang.
Jika kurang, dijamin jumlah cabangnya pun akan sedikit. Akibatnya, buah cabe yang seharusnya muncul di setiap cabang pun akan berkurang jumlahnya. Jadi, usahakan pada awal pertumbuhan tanaman ini, sinar matahari cukup agar cabangnya banyak dan buahnya pun lebat.
Bagaimana dengan curah hujan? Cabe marah, cabe keriting serta paprika tidak begitu menyukai curah hujan yang tinggi. Hanya cabe rawit saja yang bisa bertahan. Curah hujan tinggi bisa mengakibatkan bunga maupun buah-buah muda rontok. Akibatnya bisa terjadi kegagalan panen.
Karena itu, untuk mengurangi resiko kegagalan, cabe sebaiknya ditanam di akhir musim hujan. Bisa juga menanamnya di rumah kaca atau rumah plastik. Jika bisa panen saat musim hujan, keuntungan akan berlipat ganda karena harga cabe saat itu sangat mahal.
Suhu lingkungan ternyata sangat mempengaruhi produktifitas tanaman cabe. Tanamlah cabe di daerah dengan suhu 18 hingga 300C. Jika terlalu rendah atau terlalu tinggi, pertumbuhan, perkembangan serta pembuahannya akan terhambat.
Hal lain yang bisa mengurangi produktivitas cabe adalah kelembaban udara yang terlalu rendah. Kelembaban udara ini seharusnya dalam kisaran sedang hingga tinggi. Penguapan yang terlalu tinggi juga membuat produktivitas cabe menurun. Begitu juga dengan tiupan angin kencang yang bisa menggugurkan bunga dan buahnya.
Seberapa besar peran letak geografis pada produktivitas cabe? Sebenarnya, cabe dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah maupun tinggi. Walaupun ketinggian tempat tersebut pasti akan mempengaruhi suhu dan kelembaban udara, tetapi kita tetap bisa menyiasatinya.
Misalnya, jika cabe ditanam di dataran rendah yang suhunya panas dan tingkat penguapannya tinggi, maka kelembaban udara harus diatur agar tinggi juga dengan penyiraman 2 hingga 3 kali sehari. Artinya, kita dapat mengusahakan agar resiko kegagalannya tetap rendah.
Tanaman cabe bukan tanaman yang manja dan membutuhkan struktur tanah khusus. Cabe dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, seperti tanah liat ataupun berpasir. Tetapi agar hasil budidayanya maksimal dan resiko kegagalannya rendah, maka sebaiknya cabe ditanam di tanah yang kaya unsur hara atau organik.
Tingkat keasaman yang paling sesuai adalah 5 hingga 7,5. Jika tanah terlalu asam, pemberian pupuk TSP sudah cukup meningkatkan derajat keasaman tanah. Kondisi tanah terbaik untuk budidaya cabe adalah tanah lembab, tapi tidak tergenang oleh air.
Setelah mengetahui syarat tumbuh dari tanaman cabe, kita seharusnya sudah dapat mulai merencanakan budidaya yang akan dilakukan. Apakah kondisi lingkungan yang dipilih sesuai atau tidak dengan kebutuhan tanaman? Jika sesuai, maka menanam cabe tentu akan mudah.
Jika tidak, kita pun jangan mudah menyerah, karena masih banyak jalan keluarnya. Rumah kaca atau rumah plastik bisa jadi solusi menanam cabe terbaik. Walaupun modal awalnya cukup besar, tetapi pemasukan yang diperoleh juga bisa berlipat ganda, karena cabe dapat berproduksi dengan maksimal.
via youtube.com
Cara budidaya cabe tentu menjadi hal paling penting yang mempengaruhi kesuksesan ataupun kegagalan usaha ini. Cara pemupukan cabe juga harus diperhatikan dan dilakukan dengan benar sehingga cabe dapat tumbuh dengan baik dan hasilnya melimpah.
Jangan asal tanam cabe, ya. Tetapi terapkanlah cara menanam yang memang telah terbukti berhasil.
Adapun cara menanam tersebut meliputi:
Kapan persiapan tanah sebaiknya dilakukan? Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada waktu yang sama dengan persemaian. Dengan begitu, maka saat pengerjaan tanah telah selesai, bibit cabai bisa langsung dipindah dari tempat persemaian ke tempat penanaman.
Pengerjaan tanah dimulai dengan mencangkul atau membajaknya. Lalu, buatlah bedengan-bedengan dengan dua jalur atau satu jalur tanam. Setelah itu, kita bisa mulai membuat lubang tanam. Ukuran lubang tersebut 20x20x20 cm dengan jarak antar lubangnya 60x70 cm.
Pemberian pupuk dasar dilakukan setelah lubang selesai dibuat. Pupuk kandang atau pupuk kompos sebanyak 1 hingga 2 kg dimasukkan ke setiap lubang. Ada berbagai macam pupuk kandang, tetapi pupuk dari kotoran ayam adalah yang terbaik.
Selain itu, berikan juga campuran pupuk TSP, urea dan KCl dengan perbandingan 1:1:1. Jumlahnya sekitar 15 gr untuk tiap lubang. Nemasida yang berbentuk granule sebanyak 1-2 sendok teh untuk tiap lubangnya juga bisa diberikan. Setelah semuanya masuk lubang, aduk-aduk dan biarkan selama 2 minggu.
Jangan terburu-buru menanam benih cabe di kebun, tetapi semaikan dulu. Penyemaian bisa dilakukan di polybag ataupun seed bed. Media tanah yang bisa digunakan adalah campuran tanah dengan pupuk kandang sebanyak 5:1. Tambahkan juga 250 gr TSP, 500 gr urea dan 250 gr KCl untuk tiap 1 m3 campuran tanah dan pupuk kandang.
Tempat persemaian ini harus diberi naungan dengan arah timur barat. Dengan begitu hujan dan cahaya matahari yang menyengat tidak akan merusak benih.
Cara menanam cabe berikutnya adalah pemindahan bibit. Bibit yang bagaimana yang bisa dipindahkan ke kebun tempat pertanaman? Yaitu bibit yang umurnya sudah 30-40 hari dan cukup kuat dipindahkan. Saat pemindahan, usahakan akar tidak rusak. Setelah bibit masuk lubang, uruk dengan tanah dan tekan-tekan agar tidak roboh.
Pemindahan ini baiknya dilakukan sore hari, saat matahari tidak terik lagi. Lakukan juga penyiraman agar tanaman tidak layu. Saat penanaman tersebut, kita bisa memberikan lagi pupuk TSP, urea dan KCl sebanyak 5 gram.
Setelah tanaman tumbuh dengan baik, maka pada hari ke-30 menjadi waktu bagi kita untuk melakukan pemupukan kembali. Pupuk yang diberikan masih sama, yaitu TSP, urea dan KCl. Masing-masing pupuk jumlahnya 10-15 gr. Tidak hanya hari ke-30, pada hari ke-60, 90 dan 120, pemupukan yang sama juga harus dilakukan.
Dengan begitu, tanaman cabe dapat tumbuh subur dan resiko kegagalan menjadi rendah. Tunggu dulu, masih ada pupuk lain yang harus diberikan. Yaitu pupuk mikro daun yang diberikan setiap 10 hari.
Tidak hanya pupuk yang membuat cabe tumbuh subur, tetapi air juga. Air yang cukup banyak diperlukan tanaman ini pada awal pertumbuhannya. Produksi tanaman cabe akan rendah jika kekurangan air. Karena itu, tanaman cabe perlu disiram secara rutin terutama saat musim kemarau.
Tapi kita juga tahu, kalau cabe tidak suka air yang berlebihan. Akar cabe bisa busuk. Drainase yang baik menjadi cara untuk mencegah kegagalan budidaya cabe karena air yang berlebih. Buatlah selokan-selokan sebagai saluran pembuangan air ditepi bedengan.
Ini dia yang ditunggu, saatnya panen. Umur 90-100 hari menjadi waktunya cabe untuk mulai dipanen. Panen ini akan berlangsung terus selama 6 bulan untuk cabe merah, cabe keriting dan paprika. Kalau cabe rawit, lamanya panen bisa berlangsung hingga 2 tahun.
Lakukan panen setiap 2 atau 3 kali seminggu. Pasca panen yang baik akan mencegah cabe mengalami kebusukan. Caranya adalah mengeluarkan segera cabe yang telah dipanen dari wadah. Lalu letakkan di tempat terbuka serta angin-anginkan.
Ternyata, cara budidaya yang baik dan benar dapat mengurangi resiko kegagalan budidaya cabe. Cara pemupukan cabe juga harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Lakukan pemupukan dengan jumlah dan waktu yang tepat.
Tanaman cabe yang diberi pupuk dengan tepat dapat tumbuh dan berbuah dengan optimal, dan memiliki daya tahan terhadap penyakit yang lebih baik.
via ngasih.com
Cara budidaya cabe yang benar ternyata belum cukup menghilangkan resiko kegagalan panen. Ya, hama dan penyakit juga harus bisa kendalikan agar cabe tidak rusak. Bahkan, virus keriting bisa membuat cabe tidak berbuah sama sekali.
Bukankah mengerikan kalau tanaman cabe yang telah kita rawat dengan susah payah ternyata tidak bisa berbuah? Karena itu hama dan penyakit tanaman ini harus benar-benar kita kendalikan.
Adapun jenis hama dan penyakit tanaman cabe serta cara mengendalikannya adalah sebagai berikut:
Hama pertama yang perlu kita ketahui adalah Thrips tabacci. Tidak hanya menyerang tanaman cabe, serangga ini juga menyerang bawang merah, waluh, bayam, tembakau, kentang dan tanaman-tanaman lainnya.
Thrips dapat menyebabkan tanaman cabe terserang virus keriting. Jika hendak mengendalikannya, maka kita bisa menyiangi gulma dan mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat.
Menanam cabe pada saat pergantian musim hujan ke kemarau juga akan menguntungkan karena pada saat itu populasi thrips sedang rendah. Insektisida juga bisa disemprotkan untuk menanggulanginya.
Sungguh naas tanaman cabe yang terserang kutu daun. Tanaman itu bisa menjadi keriting, kemudian layu dan mati kehabisan cairan. Penyebaran kutu daun sangat cepat karena serangga ini memiliki sayap. Segera pangkas daun yang mulai terlihat diserang kutu.
Jika diperlukan, kita bisa menggunakan insektisida berbahan aktif dimetoat atau endosulfan untuk disemprotkan.
Tetapi jika pencegahan lebih diutamakan, maka kita harus mengatur jarak tanam serta melakukan pemupukan seimbang. Dengan demikian, hama ini tidak akan mampu menyebar dan menyerang tanaman lain dengan cepat.
Jangan kira thrips dan kutu daun adalah hama paling berbahaya bagi tanaman cabe. Karena masih ada tungau merah yang bisa merusak daun, tuna’s muda dan pucuk tanaman. Bagian-bagian itu akan tumbuh dengan tidak normal, berubah warna, mengerupuk lalu mengeriting.
Sebenarnya, pada musim hujan populasi tungau ini akan menurun. Tapi jika ingin mengendalikannya, kita bisa menyemprotkan acarisida ataupun insektisida lain yang bersifat sebagai racun kontak.
Sekarang saatnya kita membahas penyakit-penyakit pada cabe. Penyakit pertama adalah bercak daun yang disebabkan oleh cendawan. Perhatikan daun yang mulai terlihat memiliki bercak-bercak kecil. Lama-kelamaan bercak itu akan membesar, dan daun cabe pun berguguran.
Kalau sudah begitu berarti tanaman cabe sudah terserang penyakit tanaman bercak daun. Akibat penyakit ini adalah turunnya produktifitas buah atau bahkan kematian tanaman. Segera pangkas daun yang terserang penyakit, lalu bakar. Semprotkan fungisida untuk menyelamatkan tanaman-tanaman lainnya.
Cendawan lagi-lagi menyebabkan penyakit yang bisa sangat merugikan. Penyakit itu adalah busuk buah. Cabe yang terserang akan menjadi gugur. Tidak hanya di pohon, penyakit ini juga menyerang cabe yang sudah dipanen, menyebabkan mutu cabe menurun. Kita akan sulit menjual cabe-cabe tersebut.
Untuk mencegahnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Melakukan cara tanam yang baik, mengatur jarak pohon-pohon cabe serta pengaturan air yang baik dapat mencegah penyakit ini. Pemusnahan buah yang terserang penyakit serta penyemprotan fungisida pun perlu dilakukan.
Masih ingat siapa yang menyebabkan tanaman cabe terserang virus keriting? Ya, thrips lah penyebabnya. Ternyata tidak hanya thrips, kutu daun, siput dan tungau pun bisa menyebarkan virus keriting serta virus mosaik.
Jika tanaman yang sehat menyentuh tanaman yang telah sakit, maka virus inipun dapat menular. Karena itu, tanaman cabe harus cukup kuat agar tidak mudah sakit.
Caranya, beri pupuk TSP dan pupuk lainnya secara seimbang. Dengan begitu tanaman akan sulit terkena virus, dan bahkan bisa sembuh dari penyakit ini.
Mencegah lebih baik dari mengobati. Hal tersebut tidak hanya berlaku untuk kita manusia, tetapi juga untuk tanaman cabe. Jadi, sebelum tanaman budidaya kita terserang hama maupun penyakit, lakukan tindakan pencegahannya dulu.
Cara pencegahan tersebut adalah dengan menjaga kesehatan dan kekuatan tanaman dengan pupuk yang tepat. Cara menanam cabe keriting yang baik juga harus membersihkan gulma di sekitar tanaman, karena gulma ini bisa menjadi sarana penularan hama maupun penyakit yang bisa sangat merugikan.
via beritadaerah.co.id
Sekarang kita akan melihat hasil dari budidaya cabe berdasarkan perhitungan matematis. Perhitungan atau analisa usaha ini memang sangat diperlukan sebelum kita mulai menanam cabe. Dengan begitu, semua pengeluaran akan terencana dan terarah. Kerugian atau keuntungannya pun bisa kita perkirakan untuk kemudian ditanggulangi.
Analisa yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini adalah analisa usaha dari cara menanam cabe rawit. Untuk jenis cabe lainnya tentu tidak akan jauh berbeda. Perhitungan dilakukan terhadap lahan seluas 1 ha dengan masa tanam 6 bulan.
Yang akan kita hitung terlebih dahulu adalah biaya sewa lahan dan pembuatan gubug sebesar Rp. 10.600.000. Kemudian biaya persiapan lahan dan persemaian sebesar Rp. 29.600.000. Biaya tersebut sudah termasuk pembelian pupuk.
Untuk penanaman dan pemeliharaan, biaya yang dibutuhkan adalah Rp. 33.376.200. Sehingga total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp. 73.576.200.
Kemudian kita akan menghitung pendapatan berdasarkan hasil panen yang diperkirakan mencapai 12.240 kg. Jika harga cabe rawit ditingkat petani sebesar Rp. 10.000, maka pendapatan bersih kita sebesar Rp. 122.400.000.
Jadi, kita sekarang bisa mengetahui laba bersih dari cabe rawit yang kita hasilkan yaitu sebesar Rp. 48. 823.800 untuk waktu 6 bulan. Artinya, tiap bulan keuntungan kita adalah Rp. 8.137.300.
Ingat, ini baru bulan ke-6. Padahal cabe rawit dapat terus dipanen hingga 2 tahun. Jadi, penghasilan kita pada bulan ke-7 dan berikutnya pasti akan lebih tinggi.
Memang, dengan menekan resiko kegagalan serendah mungkin, hasil dari cara menanam cabe yang baik dan benar akan benar-benar bisa kita nikmati.