via pinterest.com
Apakah kalian pernah mengetahui fenomena semut Jepang yang konon memiliki manfaat untuk kesehatan? Berita tersebut, bahwa semut Jepang bermanfaat untuk kesehatan, oleh sebagian orang dipercayai benar adanya, dan oleh sebagian lain diragukan kebenarannya.
Meski demikian, saat ini semut Jepang telah banyak dikenal dan dibudidayakan orang meski sempat sebelumnya semut Jepang ini hanya dikenal oleh kalangan tertentu saja dan keberadaannya masih terbilang sangat langka.
Pada awal-awal semut Jepang ini dipopulerkan di berbagai media sosial khususnya internet, semut Jepang dijual dengan harga yang lumayan mahal. Namun lambat laun, harga dari semut Jepang ini menurun lantaran sudah banyak orang yang mulai membudidayakannya.
Tahun 2014 aku mulai berkenalan dan mulai mencoba membudidayakan semut Jepang. Mula-mula, aku mendengar cerita dari saudaraku yang koleganya ada yang mengkonsumsi dan beternak semut Jepang.
Lantas aku penasaran dan mencari informasi lain dari internet dan mendapati wacana bahwa budidaya semut Jepang merupakan bisnis baru yang menjanjikan. Selain itu, disebutkan bahwa semut Jepang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Mulai dari sanalah aku mulai penasaran, bukan untuk berbisnis melainkan untuk sekedar membudidayakannya dan mengambil manfaatnya sebagai obat. Lantas, aku meminta beberapa ekor semut Jepang dari kolega saudaraku tersebut dan mulai belajar membudidayakannya. Ternyata caranya sangat mudah dan semut Jepang tersebut cepat beranak pinak.
via medisanda.com
Saat mendengar nama semut Jepang, jika kamu belum pernah mendengar nama ini sebelumnya, mungkin kamu akan berpikir bahwa semut ini serupa dengan semut-semut pada umumnya. Padahal sebenarnya serangga ini bukanlah semut terutama jika dilihat dari morfologi tubuhnya, cara hidup dan perkembangbiakan binatang ini.
Entah bagaimana kisahnya hingga pada akhirnya orang-orang menyebut binatang ini dengan sebutan semut Jepang, namun yang jelas bintang ini bukanlah semut, melainkan serangga yang masih satu keluarga dengan kumbang pada umumnya, atau secara khusus lebih dekat dengan bentuk serangga dewasa ulat Hongkong/kubis (pakan burung) karena memiliki kemiripan metamorfosis mulai dari telur, larva, pupa, hingga serangga dewasa.
Sekilas, semut Jepang ini mirip dengan kumbang dengan ukuran jauh lebih kecil. Semut Jepang ini juga mirip dengan kutu beras dengan ukuran sedikit lebih besar.
Satu-satunya bentuk yang membuat semut Jepang ini berbeda dengan kutu beras terletak pada kepalanya; kutu beras memiliki moncong yang runcing sementara semut Jepang ini tidak.
Ciri-ciri dari semut Jepang adalah sebagai berikut:
Sampai sejauh ini sulit sekali menemukan literatur yang membahas tentang semut Jepang secara ilmiah. Sementara, semut Jepang ini masih satu kategori dengan ulat Hongkong/ulat kubis.
Sebagaimana aku pernah memelihara semut ini dan melakukan beberapa percobaan terkait dengan cara hidup serangga ini, aku masih beranggapan bahwa semut Jepang bisa juga hidup sebagaimana ulat Hongkong atau ulat kubis yang biasanya dijual di penjual pakan burung.
Perjalanan metamorforsa semut Jepang mulai dari telur hingga menjadi serangga dewasa memakan waktu kurang lebih dua bulan. Fase yang paling lama dari metamorfosa ini adalah fase larva atau ketika semut Jepang masih berbentuk seperti ulat Hongkong atau ulat kubis.
Pada fase ini, larva semut Jepang masih harus beberapa kali berganti kulit layaknya udang ketika tubuhnya mulai membesar. Larva semut Jepang boleh dibilang sangat rakus dengan makanan, larva semut Jepang makan dalam jumlah lebih banyak jika dibandingkan dengan semut Jepang dewasa.
via tokopedia.com
Apakah semut Jepang berasal dari Jepang? Sejauh ini belum ada penelitian yang memastikan asal-usul semut Jepang. Namun sejauh aku memiliki kenalan dengan beberapa orang Jepang, ketika aku menanyakan perihal semut tersebut, mereka justru malah tidak tahu dan tidak sepakat bahwa serangga tersebut bernama semut karena bentuk semut di Jepang tak jauh beda dengan bentuk semut di Indonesia atau bahkan bentuk semut di seluruh penjuru dunia pada umumnya.
Semut Jepang mulai dikenal di Indonesia dari mulut ke mulut dan dari berbagai media sosial seperti televisi, koran, hingga internet.
Semut ini menjadi populer dan diburu karena banyak orang mengakui bahwa dengan mengkonsumsi semut ini secara rutin, maka tubuh mereka akan bebas dari beberapa penyakit tertentu, terutama adalah penyakit diabetes, stroke, hipertensi, dan lain sebagainya.
Saat ini semut Jepang telah banyak dibudidayakan di Indonesia, namun di negara lain, keberadaan semut Jepang ini beserta fungsinya masih sulit diketahui beritanya.
Karena bentuknya yang demikian dan namanya yang demikian tersebut, menurut aku, semut Jepang merupakan makhluk yang Identitasnya diciptakan di Indonesia.
Dengan kata lain, semut Jepang (makhluk beserta manfaatnya) merupakan serangga yang secara kultural berasal dari Indonesia (pernyataan ini secara otomatis akan gugur ketika telah ada sumber terpercaya yang telah menguak asal-usul semut Jepang ini; serangga yang dibudidayakan dengan diberi makan ragi dan disimpan sedemkian rupa).
via tokopedia.com
Semut Jepang pada dasarnya merupakan serangga yang tahan hidup di mana saja asalkan tempat tersebut tidak tergenang air, tidak berada atau terus menerus terkena sinar matahari, dan tidak terkena salju.
Semut Jepang bisa bisa hidup di lingkungan kering minim oksigen dengan suhu 15 derajad celcius hingga 40 derajad celcius. Kurang atau lebih dari suhu tersebut, semut Jepang masih bisa bertahan hidup namun dengan kualitas hidup yang kurang ideal. Menurutku, semut Jepang bisa hidup dengan baik pada daerah tropis.
Apa makanan semut Jepang? Mula-mula aku mengira bahwa semut Jepang hanya makan ragi. Tetapi, secara alami apakah serangga tersebut makan ragi yang jelas-jelas buatan manusia? Tentu tidak.
Semut Jepang mau makan apapun dan bisa bertahan hidup hingga berhari-hari tanpa makanan. Anehnya, semut Jepang ini bisa dibilang tidak membutuhkan air sama-sekali untuk bertahan hidup. Namun serangga tersebut juga bisa mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung air.
Secara kultural dan sebagaimana semut Jepang ini dibudidayakan untuk kepentingan kesehatan, semut Jepang dipelihara dalam ruangan yang steril dari binatang lain dan makanan apapun kecuali ragi tape. Untuk pembahasan mendetail mengenai budidaya semut Jepang akan dibahas pada bagian selanjutnya.
via nps.gov
Dalam media budidaya semut Jepang, serangga ini mulai kawin ketika telah memiliki tubuh sempurna atau telah menyelesaikan proses metamorphosis mulai dari telur, larva, pupa, semut Jepang muda hingga semut Jepang dewasa.
Semut Jepang dewasa memiliki warna hitam mengkilap dan tandanya semut ini sudah siap kawin. Asalkan semut Jepang ini sudah dewasa, semut ini bisa kawin kapan saja tanpa mengenal musim sehingga binatang ini sangat cepat bereproduksi.
via hometrainingtools.com
Semut Jepang bisa hidup hingga mencapai usia dua tahun lebih. Namun usia produktif semut Jepang ini tak lebih dari dua tahun atau dengan kata lain, ketika semut Jepang mencapai usia dua tahun lebih, maka telurnya menjadi lebih sedikit dan bahkan tidak bisa bertelur lagi.
Dalam masa usia produktif, semut Jepang akan mulai bertelur setelah kurang lebih dua minggu setelah kawin. Dan semut Jepang langsung bisa dibuahi kira-kira satu minggu setelah binatang tersebut bertelur.
via pinterest.com
Seperti yang telah disinggung pada beberapa bagian sebelumnya, budidaya semut Jepang sangatlah mudah. Namun perlu diingat, budidaya semut Jepang dalam hal ini bertujuan untuk memproduksi semut Jepang yang akan dimanfaatkan sebagai obat sehingga kita tidak boleh sembarangan dalam membudidayakan semut Jepang.
Untuk memulai budidaya semut Jepang, kamu membutuhkan indukan tentunya. Akan tetapi, kamu tidak bisa membeli hanya sepasang semut Jepang karena serangga ini sangat sulit diidentifikasi jenis kelaminnya.
Ada baiknya kamu mulai membudidayakan semut Jepang dengan membeli beberapa ekor semut Jepang (10-20 ekor atau sekalian satu paket dari penjual semut Jepang yang biasanya menawarkan paket hemat semut Jepang secara online).
Setelah kamu mendapatkan bibit semut Jepang, simpan bibit tersebut ke dalam wadah pembudidayaan. Wadah yang biasanya dipergunakan untuk membudidayakan semut Jepang adalah toples plastik bening yang telah dilubangi bagian atasnya/ tutupnya. Toples/wadah plastik bening dijadikan pilihan agar kita lebih mudah memantau perkembangan semut Jepang.
Kamu boleh menggunakan toples bekas makanan atau bahkan box plastik ukuran besar jika mau. Jangan lupa membuat lubang untuk sirkulasi udara pada bagian atas (boleh tutupnya atau dinding yang paling atas) dengan menggunakan bor atau solder.
Wadah ini nantinya harus kamu isi dengan kapas atau tissue hingga hampir mencapai lubang ventilasi. Kapas atau tissue ini akan menjadi media semut Jepang untuk meletakkan telur sekaligus media bagi larva untuk bersembunyi.
Ada baiknya, setiap lapisan kapas atau tissue diberi bulatan ragi (satu-satunya makanan yang diperbolehkan untuk diberikan kepada hewan ini selama tujuanmu adalah menggunakan semut Jepang untuk dikonsumsi sebagai obat) dengan jumlah menyesuaikan dengan ruang; jangan terlalu banyak jika tempatnya sempit dan jangan terlalu sedikit jika tempatnya luas.
Hal ini hanya sekedar memudahkan larva dan semut Jepang dewasa untuk berbagi makanan agar mereka tidak bergerombol di satu titik saja.
Meskipun semut Jepang boleh dibilang tahan panas dan tahan ruang yang memiliki sedikit oksigen, namun tidak ada salahnya kamu menyimpan wadah semut Jepang ini di tempat yang sejuk, teduh, dan baik sirkulasi udaranya.
Semut Jepang ini diam-diam menyukai tempat yang agak gelap lho, hal ini terbukti dari perilaku mereka yang selalu memilih untuk bergerombol di salah satu sudut ruang yang paling gelap dan paling sejuk selain mereka senang bergerombol mengerumuni makanan mereka.
Kamu tidak perlu usaha yang keras untuk membudidayakan semut Jepang. Namun demikian, ada baiknya kamu memperhatikan makanan mereka; jangan sampai mereka kehabisan makanan. Namun yang harus kamu perhatikan baik-baik, JANGAN PERNAH MEMBERIKAN MAKANAN APAPUN KECUALI RAGI TAPE.
Akan menjadi hiburan tersendiri ketika semut Jepang mulai berkembang biak. Mula-mula mungkin hanya 10 ekor semut Jepang dewasa.
Namun dalam waktu dua minggu, jangan kaget kalau wadah semut Jepangmu tiba-tiba dipenuhi larva dan ketika larva-larva tersebut dalam waktu dua bulan menjadi semut Jepang dewasa yang saling berpasang-pasangan (kawin) bahkan ketika mereka makan.
Bisa dipastikan jika kamu menyimpan 100 ekor semut Jepang dewasa dalam satu box plastik besar, dalam enam bulan box tersebut sudah dipenuhi oleh ribuan semut Jepang sehingga kamu harus segera membuat wadah baru untuk menjaga populasi semut Jepang dalam satu wadah.
Pastikan kamu selalu menjaga kebersihan kandang dengan mengganti kapas atau tissue yang sudah berganti warna menjadi coklat atau bahkan hitam. Jangan sampai itu terjadi.
Meskipun akung untuk membuang kapas atau tissue yang barangkali masih menyisakan ribuan telur atau larva, namun jika kapas dan tissue tersebut sudah terlalu banyak menyimpan kotoran semut Jepang, dikhawatirkan larva semut Jepang akan memakan kotoran semut Jepang dewasa jika kamu terlambat memberi mereka makan.
Jika semut Jepang makan makanan selain ragi apalagi kotorannya sendiri, dikhawatirkan semut Jepang tidak lagi berkualitas baik jika digunakan sebagai obat.
Salah satu hal yang membuat tissue dan kapas cepat kotor adalah populasi semut Jepang yang terlalu banyak dalam satu wadah. Salah satu trik untuk membudidayakan semut Jepang dengan cara yang lebih irit adalah dengan memindahkan semut Jepang dewasa ke wadah lain sebelum kapas dan tissue penuh kotoran.
Sementara itu, bekas kapas dan tissue dari wadah yang lama masih menyimpan telur dan larva, tetap beri mereka makan karena tak lama lagi wadah tersebut akan dipenuhi oleh semut Jepang dewasa.
Salah satu kendala dalam budidaya semut Jepang adalah rasa malas dan kurang awas dari kita sendiri. Hal ini sering terjadi karena budidaya semut Jepang tidak memerlukan perawatan intensif sehingga kita justru malah lupa untuk menengok piaraan kita ini.
Sementara itu, hama dalam budidaya semut Jepang adalah semut merah yang kadang-kadang masuk ke dalam wadah dan turut membaur bersama semut Jepang.
Semut merah ini menyerang telur,larva muda, larva yang sedang berganti kulit (biasanya berwarna putih dan berkulit tipis) dan bahkan pulpa (larva yang hampir jadi semut Jepang muda). Cara menanggulangi hama ini gampang, cukup dengan kapur semut yang digoreskan di dinding luar plastik.
via khasiatsemutjepang.wordpress.com
Barangkali membudidyakan semut Jepang bukanlah hal yang sulit. Namun untuk menjadikan budiday semut Jepang sebagai bisnis merupakan hal yang perlu dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
Bisnis semut Jepang memerlukan strategi khusus karena semut Jepang hingga saat ini belumlah banyak dikenal di kalangan luas atau boleh dibilang belum memiliki pasar yang baik.
Namun demikian, justru karena semut Jepang belum dikenal di kalangan luas dan belum memiliki pasar yang bagus, bisnis semut Jepang masih memiliki banyak peluang. Hanya saja, kita harus bekerja ekstra keras untuk pemasaran semut Jepang.
Bisa dibilang saat ini kita akan kesulitan mencari penjual semut Jepang kecuali pada penjual-penjual yang menjual semut Jepang secara online sementara sebagian besar dari masyarakat kita masih asing atau belum nyaman untuk berbelanja secara online.
Oleh karena itu, salah satu teknik pemasaran semut Jepang yang bisa dibilang sangat ampuh adalah dengan memperkenalkan sekaligus menjual semut Jepang dari rumah-ke rumah, desa-ke desa, pasar tradisional, atau bahkan membuat rumahmu bisa dikenal khalayak sebagai agen peternak semut Jepang.
Di sisi lain, pengenalan semut Jepang kepada masyarakat masih dibilang belum gencar dilakukan. Boleh dibilang pengetahuan terbanyak mengenai semut Jepang bisa diperoleh melalui media internet; media masa lain masih jarang atau bahkan tidak ada yang membahas semut Jepang sehingga tak banyak orang yang tahu atau bahkan percaya jika semut Jepang bermanfaat untuk kesehatan.
Dengan demikian, jika kamu berniat untuk bisnis semut Jepang, sebisa mungkin kamu harus bisa memperkenalkan dan meyakinkan banyak orang tentang khasiat semut Jepang (tentunya dengan berbagai macam cara termasuk bagaimana cara mengkosumsinya).
via pinterest.com
Mula-mula semut Jepang ini mahal harganya. Namun karena semut ini mudah dikembangbiakkan, harganyapun menjadi turun dan bertahan pada angka 500-1000 rupiah per ekor (jika dilihat dari hargaa yang diberikan para penjual semut Jepang secara online).
Ini bukan patokan harga karena sekali lagi semut Jepang bukanlah produk yang memiliki pasar stabil seperti ikan atau daging sapi yang memiliki patokan harga yang jelas.
Jika kamu hidup dalam masyarakat yang baru saja berkenalan dengan semut Jepang dan mereka telah merasakan manfaatnya, barangkali kamu masih bisa menjual semut Jepang dengan harga mahal.
Namun ketika sudah banyak orang yang beli dan bisa membudidayakannya sendiri, otomatis harga semut Jepang akan menurun drastis atau bahkan malah sulit dijual (ini prediksiku lho, boleh percaya boleh tidak).
via solomediapromo.com
Meskipun terkesan aneh dan asing, namun budidaya semut Jepang ini sebenarnya memiliki potensi bagus untuk dijadikan ladang bisnis, baik bisnis sampingan ataupun bisnis utama.
Namun demikian, meskipun budidaya semut Jepang sangat mudah dan kita tidak perlu memiliki keahlian khusus, kita perlu kerja keras untuk memasarkan semut ini.
Jika kita telah memiliki pasar dan pelanggan, tentu saja budidaya semut Jepang menjadi bisnis yang sangat menguntungkan karena biaya produksi untuk budidaya semut Jepang ini tidaklah mahal.
Apa yang kita butuhkan untuk memulai bisnis budidaya semut Jepang? Modal kita tidaklah banyak, yakni indukan semut Jepang, kapas/tissue, toples plastik/box plastik/aquarium bening, ragi tape.
Itulah modal kita yang jika kita rupiahkan, maka rinciannya kurang lebih demikian:
Dengan modal tersebut, kamu akan mendapatkan indukan sebanyak sekitar 100 ekor (jika kamu membeli dengan paket 500 per ekor). Untuk budidaya semut Jepang dengan cara optimal, sebaiknya kamu menggunakan box plastik (karena ukurannya besar, box ini bisa menampung ribuan semut) dari pada toples plastik bekas.
Sementara itu, modal untuk kapas dan ragi bisa digunakan untuk satu sesi pembudidayaan (4-6 bulan). Jika kamu memanen semut Jepang 6 bulan setelah masa pemeliharaan, kamu akan mendapatkan ribuan semut Jepang dan kalau kamu menambah modal lagi untuk membeli box plastik, ragi, kapas/tissue, untuk mengembangkan ribuan semut Jepang tersebut, maka empat bulan kemudian kamu akan mendapatkan semut Jepang puluhan ribu ekor. Dalam 10 bulan, paling sedikit kamu bisa memanen 20 ribu ekor semut Jepang.
Jika kamu berhasil mengembangkan pemasaran semut Jepang ini, andaikan kamu mampu menjual semut Jepang dengan harga 200 rupiah saja per ekor, maka penghasilan kamu mencapai 200 rupiah x 20.000 ekor = 4.000.000 rupiah.
Dengan angka ini saja kamu sudah untung sangat banyak lho. Belum lagi jika kamu mau memperbesar usaha ini dengan memperbanyak jumlah box wadah semut Jepang.
via pinterest.com
Andaikata 20 ekor semut Jepang yang bisa kamu peroleh dari 100 ekor semut Jepang yang dipelihara selama 10 bulan kamu gandakan lagi selama 10 bulan, maka kamu akan memanen jutaan ekor semut Jepang.
Jika dalam 10 bulan 100 ekor semut bisa menjadi 20.000 ekor, maka 20 ribu ekor semut jika dipelihara dalam 10 bulan maka berapa ya hasilnya? 2 juta ekor semutkah? Atau malah lebih? Jika jumlah tersebut kamu jual dengan harga 100 rupiah per ekor, maka kamu akan mendapatkan 200 juta rupiah dalam waktu 20 bulan.
Angka tersebut menggiurkan bukan mengingat modal untuk memelihara semut Jepang tidaklah mahal. Barangkali biaya produksi paling banyak akan jatuh pada pembelian ragi karena semakin banyak jumlah semut Jepang yang kamu pelihara, maka akan semakin banyak ragi yang dibutuhkan.
Namun demikian, untuk menembus omset 200 juta rupiah dengan rincian di atas, kamu hanya membutuhkan modal untuk membeli ragi kurang dari 1 juta rupiah saja.
Jika kamu benar-benar berhasil menciptakan pasar, maka budidaya semut Jepang ini akan menjadi berkah bagimu karena bagaimanapun budidaya semut Jepang sangat jauh lebih mudah dibandingkan memasarkan semut Jepang yang belum terkenal di pasaran.
Nah, dari uraian tersebut apakah kamu tertarik untuk mencoba bisnis ini? Kenapa tidak!.