via daleysfruit.com.au
Adakah diantara kalian yang belum tahu buah sawo? Sawo, atau sering dikenal sebagai buah sawo biasa atau sawo manila, merupakan salah satu jenis buah tropis yang memiliki warna kulit coklat.
Sawo juga berbentuk bulat lonjong dengan ukuran lebih besar sedikit dari telur ayam, memiliki daging buah berwarna coklat dengan beberapa biji berwarna hitam di dalamnya dan memiliki rasa buah yang manis.
Mula-mula buah sawo hanyalah buah yang disajikan ketika masih segar sebagai hidangan pencuci mulut. Namun saat ini buah sawo telah diketahui memiliki banyak manfaat.
Pembahasan kita kali ini akan sedikit panjang, jadi siapkan teh atau kopinya ya guys.
via tasteofthetopend.com
Buah sawo ternyata tak hanya sawo manila lho, ada jenis-jenis lain yang masih termasuk kategori sawo meskipun bentuk buah dan rasanyapun berbeda. Berikut ini adalah beberapa jenis sawo unggulan lain selain sawo manila:
via pinterest.com
Buah sawo kecik ini sedikit berbeda dengan sawo yang kita kenal pada umumnya (sawo biasa/manila). Sawo kecik berbentuk seperti sawo biasa dengan ukuran yang lebih kecil.
Sawo kecik memiliki permukaan kulit halus, mengkilap, dan berwarna jingga kemerahan jika sudah matang. Daging buah, biji dan rasanya sedikit mirip dengan sawo biasa.
Keistimewaan dari sawo kecik ini, selain pohonnya merupakan pohon hias perindang dengan struktur pohon dan daun yang mirip dengan sawo biasa namun berukuran lebih sexy, buahnya bermanfaat untuk khasiat obat.
Buah sawo kecik kaya akan serat dan mengandung antioksidan tinggi dan oleh karena itulah buah ini bermanfaat untuk mengobati beberapa penyakit seperti kolesterol, sulit buang air besar, hipertensi, diare, anorexia, tumor, radang tenggorokan, beri-beri, dan baik untuk menjaga kesehatan mata karena kandungan vitamin A yang juga tinggi.
via tamora-bibitbuahunggul.blogspot.com
Sawo jumbo merupkan buah sawo unggulan karena ukurannya yang luar biasa besar. Berat rata-rata sawo jumbo adalah 500 gram, namun tak jarang buah ini besa mencapai berat 1 kg per buah dan bahkan hingga 2 kg.
Karakter pohon buah sawo jumbo ini sebenarnya sama dengan sawo manila, akan tetapi gen dari pohon sawo jumbo ini selalu menghasilkan buah sawo yang super besar.
Bibit buah sawo jumbo ini pertama kali dibudidayakan di Australia dan Malaysia. Sebagaimana sawo manila, sawo jumbo ini sangat cocok untuk hidup di daerah tropis dengan ketinggian antara 700-1200 m.dpl.
Karena kemiripannya dengan sawo manila, sawo jumbo ini bisa diokulasikan atau disambungkan dengan sawo biasa lho, tentu sawo biasa sebagai bonggol bawah. Nantinya pohon ini ketika besar akan memiliki karakter induknya, yakni sawo jumbo.
Sawo jumbo ini masih jarang dibudidayakan di Indonesia. Bahkan buahnyapun masih sulit ditemui di pasaran. Harga bibit sawo jumbo ini ternyata juga jumbo, jauh lebih mahal dari sawo biasa.
via pinterest.com
Sawo mentega ini merupakan varian dari buah sawo yang berasal dari Amerika Tengah dan Mexico. Sawo mentega dikenal juga dengan sebutan buah alkesah atau kenistel.
Buah ini berbentuk mirip buah sawo manila dengan bentuk sedikit lonjong dan lebih runcing ujungnya. Buah ini memiliki kulit halus mengkilap dan berwarna seperti buah lemon. Tekstur dalam buah ini mirip sekali dengan ubi kuning yang telah direbus. Sementara rasa buah ini malah mirip tape singkong.
Dari karakter daging buah dan rasanya yang demikian tersebut, buah sawo mentega ini bisa dimakan begitu saja atau disajikan dalam bentuk olahan seperti salad, campuran es krim, dan campuran milkshake. Makanan yang dicampur dengan sawo mentega ini akan memiliki rasa dengan sensasi tape.
via tabulampotpurwokerto.blogspot.com
Mula-mula pohon sawo merupakan salah satu jenis pohon buah yang terdapat di hutan-hutan tropis dengan ketinggian antara 700-1200 m.dpl. Sebagaimana habitat aslinya, yakni hutan, pohon sawo sangat senang hidup di tanah subur dan memiliki banyak kandungan air dan mineral.
Dalam perkembangannya, pohon sawo mulai dibudidayakan oleh masyarakat karena rasa buahnya yang enak. Tak hanya itu, kini buah sawo dinilai memiliki banyak manfaat khususnya untuk kecantikan dan kesehatan.
Oleh karena itulah, buah sawo ini dikembangbiakkan dengan cara lebih sehingga menghasilkan varian-varian baru bermutu tinggi seperti misalnya sawo jumbo, sawo mentimun (memiliki bentuk seperti timun), dan sawo durian.
Pohon sawo juga termasuk sebagai salah satu tanaman buah yang bisa dibudidayakan dalam pot. Meskipun bisa hidup dalam pot, namun pohon ini juga mampu menghasilkan buah dalam jumlah yang banyak dengan kualitas yang tak kalah dengan pohon sawo yang tumbuh di tanah subur.
via pinterest.com
Pembibitan tanaman sawo pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yakni secara generatif dan vegetatif. Dua cara tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Seiring dengan perkembangan dalam bidang pertanian, ditemukan cara alternatif yang sampai saat ini dianggap sebagai cara pembibitan yang lebih menguntungkan, yakni dengan cara menggabungkan teknik pembibitan secara generatif dan vegetatif. Masing-masing dari cara tersebut akan diuraikan pada bagian berikut ini:
Jika kamu ingin mendapatkan bibit sawo dengan teknik pembibitan secara generatif, yang perlu kamu lakukan adalah mencari biji sawo dari buah sawo yang berkualitas untuk di semai.
Meskipun pembibitan model ini mampu menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dan memiliki kualitas hidup yang baik, akan tetapi cara ini memiliki beberapa kelemahan, yakni; ketika besar, pohon sawo belum tentu memiliki kualitas yang baik.
Bibit sawo yang ditanam melalui teknik ini akan menghasilkan pohon yang berbeda karakter dengan induknya. Bisa jadi bibit tersebut nantinya akan tumbuh lebih baik dari induknya ataupun sebaliknya.
Namun demikian, ketika menanam sawo dengan cara generatif sebaiknya kita memang memilih biji sawo dari buah sawo yang berkualitas dengan harapan bahwa mutu tanaman nantinya tidak akan meleset jauh dari induknya. Kelemahan kedua dari teknik budidaya sawo secara generatif adalah pohon sawo akan memakan waktu lebih lama untuk bisa berbuah.
Sementara itu, keuntungan dari penanaman sawo secara generatif yakni kamu akan mendapatkan tanaman dengan sistem perakaran sempurna sehingga tanaan akan lebih cepat tumbuh besar.
Teknik pembibitan secara generatif juga merupakan salah satu cara yang hemat ongkos karena kita tidak perlu membeli bibit dari penjual tanaman; cukup dengan menyemai sendiri.
Lantas bagaimana cara menyemai biji sawo? Ikuti langkah-langkah berikut ini:
Cara yang biasanya dipakai untuk mendapatkan bibit sawo tanpa menggunakan biji adalah dengan cara mencangkok batang atau ranting tanaman yang kira-kira telah berusia 4-6 bulan.
Kelebihan dari cara ini adalah kita bisa mendapatkan bibit yang nantinya akan tumbuh menjadi pohon sawo dengan karakter yang mirip induknya dan bibit ini juga nantinya akan menjadi pohon sawo yang cepat berbuah.
Akan tetapi kamu jangan terlalu berharap bahwa nantinya bibit sawo tersebut akan tumbuh dengan karakter mirip induknya; tempat tumbuh dan perawatan pohon sawo ini nantinya akan mempengaruhi kualitas tanaman sekaligus kualitas buahnya.
Kelemahan dari pembibitan dengan cara cangkok, bibit yang dihasilkan akan lebih lama tumbuh besar karena sistem perakarannya tidak sebaik pembibitan yang diperoleh dengan menyemai biji. Akar yang lemah ini juga mengakibatkan pohon sawo cangkokan cenderung gampang tumbang jika ditanam tanpa bantuan penyangga dalam kurun waktu tertentu.
Bagaimana cara mencangkok pohon sawo? Ikuti langkah-langkah yang dipaparkan berikut ini:
Teknik ini merupakan kombinasi dari pembibitan secara generatif dan vegetatif. Keunggulan dari cara ini adalah bibit memiliki sistem perakaran yang bagus sehingga cepat tumbuh besar, kokoh, dan memiliki daya hidup tinggi.
Bibit ini juga akan memiliki karakter yang mirip dengan karakter indukan yang diambil pucuk dahannya untuk dijadikan pucuk bibit sawo.
Selain itu, bibit yang diperoleh dengan teknik ini nantinya akan lebih cepat berbuah jika dibandingkan dengan penanaman dari biji meski sedikit lebih lama berbuah jika dibandingkan dengan teknik cangkok. Bibit ini akan menjadi pohon produktif ketika usianya telah menginjak tiga-empat tahun.
Bagaimana cara mendapatkan bibit dengan teknik gabungan ini? Ikuti langkah-langkah berikut ini:
via tokopedia.com
Bagian ini akan mengulas cara penanaman di media pembesaran setelah bibit sawo diperoleh. Media pembesaran yang dimaksudkan di sini merupakan lahan pembesaran yang berupa kebun (tanah) dan lahan pembesaran yang berupa pot (tabulampot). Masing-masing dari cara penanaman ini memiliki kelebihannya tersendiri.
Menanam buah dalam pot merupakan cara yang praktis dan menyenangkan untuk kamu yang memiliki lahan terbatas, sempit, atau bahkan cuma punya halaman rumah yang terlanjur dicor semen pula.
Keunggulan dari penanaman buah dalam pot diantaranya adalah hemat tempat, mudah dalam melakukan perawatan, dan sekaligus penghias halaman rumah (biasanya demikian).
Meski di dalam pot, namun jika kamu menanam sawo dengan nutrisi tepat, maka pohon sawo milikmu juga bisa berbuah lebat lho. Memang sih tanaman ini nantinya tidak akan tumbuh segede kalau kamu menanam pohon sawo di kebun sehingga produksi buahnya juga terbatas kecuali jika kamu punya ratusan tanaman sawo yang kamu tanam dalam pot.
Sementara jika kamu memilih untuk menanam bibit sawo di kebun, maka pohon sawo milikmu tersebut nantinya akan menjadi investasi yang lumayan lho. Bahkan jika kamu hanya punya dua pohon saja, jika suah musim berbuah, percayalah akan ada tengkulak buah yang menawar buahnya.
Pohon sawo yang ditanam di kebun akan tumbuh besar dan lebat karena pohon tersebut tidak akan pernah kehabisan nutrisi dan ini jelas berbeda dengan menanam di dalam pot yang menuntut kita untuk mengganti media tanam secara berkala agar tanaman selalu mendapatkan nutrisi.
Berikut ini merupakan rincian tata cara menanam bibit sawo di kebun dan di dalam pot sebagai lahan pembesarannya:
Sebelum memindahkan bibit sawo yang mula-mula tumbuh di dalam polybag ke dalam lahan pembesaran, sebaiknya kamu mempersiapkan dahulu beberapa tahap ini:
Jika tanah dalam lubang penanaman ambles setelah disiram dengan air, isi lagi dengan media tanam hingga rata atau sedikit lebih tinggi dari permukaan tanah.
Seperti halnya menanam sawo di kebun, menanam sawo dalam pot juga harus dipersiapkan dengan matang agar hasilnya optimal. Berikut langkah-langkahnya:
via warungbibit.org
Beberapa hal yang akan dilakukan untuk merawat pohon sawo diantaranya adalah penyiraman, pemangkasan dahan dan pucuk atas tanaman, pemupukan lanjutan, dan pengusiran hama jika ditemukan hama pada pohon.
Untuk tanaman sawo dalam pot, penyiraman merupakan hal yang tak boleh telat dilakukan. Apalagi jika musim kemarau telah datang, bisa jadi kamu harus menyiram pohon sawo milikmu setiap hari, pagi dan sore untuk menjaga kelembaban tanah.
Semakin besar pohon sawo tumbuh dalam pot, semakin banyak air yang dibutuhkan untuk menyiram. Hal ini berbeda dengan menanam sawo di kebun; ketika pohon telah dewasa kamu tidak perlu lagi menyiram tanaman kecuali jika memang kebunmu mengalami kekeringan akut.
Untuk penanaman pohon sawo di kebun, pemupukan lanjutan bisa dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali atau setelah panen raya untuk memperbaiki vitalitas pohon sawo.
Pemupukan ini bisa dilakukan dengan cara mencangkul permukaan tanah sekitar tanaman dengan kedalaman sekitar 10 cm (jangan sampai kena akar lho) untuk diisi dengan pupuk kandang atau pupuk organik lainnya.
Sementara untuk penanaman sawo dalam pot, pemupukan lanjutan bisa dilakukan setiap tiga bulan sekali. Bahkan, untuk beberapa tahun sekali, kamu perlu mengganti pot yang berukuran lebih besar (jika kamu menginginkan pohon sawo tumbuh lebih besar lagi), atau melakukan pemangkasan dahan dan akar (jika kamu ingin tanaman sawo milikmu tumbuh menthog sampai segitu-segitu saja sehingga tidak perlu mengganti pot, tinggal memperbaharui media tanamnya saja atau cukup dengan menambahkan pupuk kandang.
Pohon sawo sangat jarang diserang hama kecuali ulat bulu. Untuk hama yang satu ini kamu bisa mengusirnya dengan cara manual, yakni diambil dan dibuang karena ulat bulu pada pohon sawo tidaklah banyak. Daun sawo yang relatif tebal dan kaku membuat pohon ini jarang senangi oleh hama. Selain itu ada juga benalu yang tumbuh pada beberapa dahan sawo.
Hama ini juga sangat jarang, namun ketika hama ini muncul, sebaiknya dahan yang ditumbuhi benalu segera dipangkas. Hama berikutnya yakni bakteri penyerang akar; bakteri ini biasanya menyerang ketika tanaman dipindah ke lahan pembesaran.
Untuk itu sebelum penanaman, maka lubang tanam dijemur dahulu seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Selain beberapa hal tersebut, ada satu hal yang direkomendasikan di sini, yakni membuat dahan pohon sawo melengkung ke samping dengan mengikat dahan tersebut lalu menariknya ke bawah (tali bisa ditahan dengan menggunakan pathok atau batu besar).
Hal ini bertujuan untuk membuat tanaman tumbuh ke arah samping sehingga mempermudah perawatan dan pemanenan; kita tak perlu memanjat terlalu tinggi ke atas.
Pemangkasan bisa kita lakukan seperlunya saja. Biasanya pemangkasan ini baik dilakukan ketika tanaman selesai dipanen buahnya. Kamu bisa memangkas ujung-ujung dahan yang baru saja menghasilkan buah atau sisa-sisa tangkai buah sawo yang sudah dipanen.
via pinterest.com
Hal yang menyenangkan adalah ketika pohon sawo sudah mulai berbuah. Dalam tiga bulan, buah sawo sudah bisa dipanen. Tetapi kamu bisa menyesuaikan waktu panennya. Yang jelas buah sawo dipanen sebelum matang dipohon dan buah tersebut telah memiliki ukuran ideal untuk dijual.
Kenapa harus dipanen ketika buah masih mentah? Karena dengan begitu kita bisa menghilangkan getahnya dan mencuci kulitnya terlebih dahulu sebelum sawo tersebut matang.
Kulit buah sawo yang belum dipanen biasanya berpermukaan kasar. Saat pencucian, kulit kasar ini bisa digosok dengan sabut kelapa agar bersih dan halus dan buah sawo siap dipasarkan.
Buah sawo yang masih dalam keadaan mentah ketika dipanen akan matang dengan sendirinya dalam waktu sekitar 7-9 hari lamanya dalam penyimpanan. Simpan buah sawo di tempat teduh dan lembab seperti misalnya di lantai.
Jangan menyimpan buah sawo dalam bungkusan plastik atau dalam tumpukan yang terlalu banyak agar buah ini bisa matang serentak atau tidak membusuk.
via sulcatagrove.blogspot.com
Beberapa hal terkait perawatan telah disinggung dibagian sebelumnya, yakni setelah panen, pohon sawo sebaiknya diberi perlakuan khusus terutama adalah pemangkasan dahan atau pucuk dahan dan sisa-sisa tangkai buah dan pemupukan lanjutan untuk merevitalisasi tanaman.
Pupuk lanjutan ini bisa dengan menggunakan pupuk kandang (bilamana tanah tempa tumbuh sawo tampak tidak terlalu subur lagi, atau pupuk cair organik khusus untuk memperbaiki daya tumbuh daun dan mikroorganisme pengurai tanah.
via pinterest.com
Berapa kira-kira harga buah sawo di pasar atau di penjual-penjual buah? Ketika pada musimnya atau musim puncak buah sawo, harga jual buah sawo ini bisa sangat terjangkau lho, yakni sekitaran 15 ribu rupiah per kg.
Sementara, ketika buah sawo masih agak langka, harga buah sawo ini bisa mencapai 25 ribu rupiah ke atas. Namun untuk buah sawo yang berkualitas bagus, yakni sawo dengan ukuran jumbo, harganya akan tetap mahal, yakni mulai dari 25 ribu per kg.
via truegardengeek.blogspot.com
Ketika membudidayakan pohon sawo, sebenarnya hasil yang bisa kita peroleh tak hanya buahnya lho. Getah dan daun sawo pun bermanfaat. Daun sawo, seperti halnya daun sirsak, ternyata mengandung zat-zat khususnya antioksidan yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
Pemanfaatan daun sawo ini bisa dengan direbus untuk diambil airnya, diseduh layaknya teh, atau diekstrak untuk dikonsumsi dalam kemasan kapsul.
via tokopedia.com
Apakah budidaya sawo membutuhkan modal? Tentunya demikian. Meski mungkin kita menanam sawo dengan menyemai biji sehingga kita tidak perlu beli bibit sawo, namun kita tetap akan mengeluarkan modal untuk membeli pupuk kandang, membeli pot (bila kita menanam sawo dalam pot), dan membeli peralatan dan keperluan lainnya.
Untuk penanaman sawo dalam pot, bibit yang digunakan biasanya adalah bibit cangkokan karena jika kita menggunakan bibit semaian biji atau bahkan bibit sambung pucuk, kita barangkali akan memperoleh tanaman yang tumbuh tidak optimal.
Akar sempurna dari benih yang tumbuh dari biji membutuhkan lahan yang luas sebagai tempat hidup tanaman tersebut.
Menanam sawo di kebun sebaiknya kita juga menggunakan kebun milik kita sendiri. Menyewa kebun untuk budidaya sawo tidak direkomendasikan kecuali untuk penanaman sawo skala intensif dalam jumlah masal dengan perhitungan untung-rugi yang sangat akurat. Karena jika tidak demikian, kamu justru akan merugi; rugi sewa lahan.
Berikut modal yang kira-kira dibutuhkan untuk menanam sawo pada lahan seluas 100 meter persegi (10 pohon sawo) selama 5 tahun pertama;
via beritadaerah.co.id
Budidaya sawo layak disebut sebagai investasi jangka panjang karena pohon ini memang berusia lama dan masih tetap produktif hingga puluhan tahun ke depan.
Jika tanaman ini terus dirawat dengan baik, maka pohon sawo akan terus produktif dan bisa menghasilkan buah dalam jumlah yang banyak; semakin tua dan besar pohonnya, maka semakin banyak buahnya.
Seperti yang telah dibahas di bagian sebelumnya, jika kita menanam 10 batang pohon sawo, kita membutuhkan modal sekitar 2 juta rupiah (untuk penanaman di kebun) dan 2,6 juta rupiah (untuk penanaman dalam pot).
Dengan menggunakan bibit sambung pucuk, tanaman akan mulai berbuah ketika menginjak usia 2-3 tahun dan akan berbuah sangat banyak ketika tanaman mulai berusia 5 tahun.
Pada masa produktif tersebut, satu pohon sawo dewasa yang ditanam di kebun bisa menghasilkan buah sekitar 1-2 kuintal setiap tahunnya. Jika kita memiliki 10 pohon, artinya kita akan memanen sedikitnya 1 ton buah sawo setiap tahunnya.
Dengan demikian, jika harga sawo kita adalah 15 ribu per kg, maka setiap tahun kita akan memperoleh pemasukan sebesar 15 juta dari penjualan sawo.
Itupun harga jual sawo dengan tingkat panen minimum dan kualitas minimum. Padahal, kita bisa memanen lebih dari satu ton dengan kualitas sawo yang berbeda dan dengan harga yang berbeda pula tentunya.
Dari uraian tersebut, tentunya budidaya sawo ini merupakan investasi bisnis yang menguntungkan mengingat bahwa modal yang dikeluarkan untuk budidaya sawo tidaklah banyak dan perawatannyapun tidaklah sulit. Nah, apakah kamu tertarik untuk memulai usaha ini? Kenapa tidak!